View Full Version
Jum'at, 08 Feb 2019

Mengejutkan, Paus Akui Ada Pastur Katolik yang Jadikan Biarawati Budak Seks

ABU DHABI (voa-islam.com) - Paus Fransiskus mengakui bahwa ada Pastur Katolik yang pernah melecehkan para biarawati, dan dalam beberapa kasus memperlakukan mereka sebagai budak seks, dan bahkan biarawati-biarawati itu juga dipaksa melakukan aborsi yang dilarang dalam ajaran gereja Katolik.

Berbicara kepada sejumlah wartawan hari Selasa lalu setelah lawatan bersejarahnya di Uni Emirat Arab, Paus Fransiskus mengatakan, gereja berupaya mengatasi masalah itu dan upaya itu masih terus dilakukan. Paus mengatakan lebih banyak upaya harus dilakukan untuk melindungi wanita di mana saja.

Paus ditanyai mengenai pelecehan seksual terhadap sejumlah biarawati dalam penerbangan pulang dari Abu Dhabi. Ia mengakui kejadian itu.

“Itu tidak dilakukan semua orang, tetapi ada imam, dan bahkan uskup, yang melakukannya. Dan saya pikir itu masih terjadi karena ketika kita menyadari sesuatu, hal itu hilang begitu saja," jawab Paus, lapor VOA.

Majalah Perempuan Vatikan, Women Church World melaporkan beberapa hari lalu bahwa dalam beberapa kasus, biarawati-biarawati dipaksa melakukan aborsi yang dilarang dalam ajaran gereja Katolik.

Bulan November lalu, organisasi dunia gereja Katolik untuk biarawati mengecam budaya berdiam diri dan merahasiakan yang mencegah mereka berbicara. Gerakan global #MeToo dianggap berperan karena mendorong para biarawati untuk berbicara.

Paus mengakui bahwa beberapa biarawati telah digunakan sebagai budak seks oleh para Pastur. Dia memuji pendahulunya, Paus Benediktus, atas upayanya untuk mencegah penyalahgunaan itu.

"Kami telah memecat beberapa Pastur (Imam) dan mengeluarkan beberapa orang karena kasus itu - dan saya tidak tahu apakah prosesnya sudah selesai - tetapi kami juga telah membubarkan beberapa ordo wanita sehubungan hal ini, yang merupakan sebuah tindakan buruk bukan?," lanjutnya.

Paus Fransiskus mengatakan, perlakuan buruk terhadap wanita merupakan problem dunia, di mana di sebagian kawasan lebih buruk dibanding kawasan lainnya.

"Saya berani mengatakan bahwa manusia belum dewasa. Perempuan adalah warga negara kelas dua, dan itu dimulai dari sana, bukan? Ini masalah budaya,” tandas Paus lagi.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version