MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Seorang pejabat Rusia mengatakan hari Ahad (10/2/2019) bahwa Moskow telah memulangkan sejumlah anak-anak yang ibunya ditahan di Irak karena menjadi anggota kelompok Islamic State (IS).
"Dua puluh tujuh anak-anak Rusia telah dipulangkan dari Baghdad," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia.
Tiga puluh anak lainnya dikirim kembali ke Moskow pada akhir Desember.
Ayah dari anak-anak itu terbunuh dalam pertempuran selama tiga tahun antara jihadis dan pasukan Irak, kata pejabat itu.
IS merebut sebagian besar Irak dalam serangan kilat 2014, sebelum pemerintah mengusir para jihadis dari pusat-pusat kota dan akhirnya menyatakan kemenangan pada Desember 2017.
Kremlin mengumumkan pada awal Januari bahwa 115 anak-anak Rusia berusia di bawah sepuluh tahun - bersama delapan anak berusia antara 11 hingga 17 tahun - masih di Irak.
Hukum Irak mengizinkan tahanan ditahan bersama anak-anak mereka sampai usia tiga tahun, tetapi anak-anak yang lebih besar harus tinggal bersama kerabat.
Pada bulan November, Kheda Saratova - penasihat pemimpin otoriter Chechnya Ramzan Kadyrov - memperkirakan "sekitar 2.000" janda dan anak-anak dari pejuang IS Rusia masih berada di Irak dan Suriah yang berdekatan.
Sekitar seratus wanita dan anak-anak - kebanyakan dari republik Kaukasus - telah kembali ke Rusia sejauh ini.
Hampir 4.500 warga Rusia pergi ke luar negeri untuk berperang di pihak "teroris", kata badan intelijen domestik FSB Rusia tahun lalu.
Lebih dari 300 orang, termasuk sekitar 100 wanita asing, telah dijatuhi hukuman mati di Irak karena menjadi anggota Islamic State, sementara yang lain telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sebagian besar dari mereka yang dihukum adalah orang Turki atau berasal dari bekas republik Uni Soviet. (st/AFP)