ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki mengatakan mereka menginginkan para tersangka dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, termasuk penasihat kerajaan tangan kanan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, Saud Al-Qahtani, untuk diadili di Turki, tetapi Arab Saudi menolak untuk mengekstradisi mereka.
Seorang juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa mengatakan pada Senin (11/2/2019) bahwa Arab Saudi tidak bekerja sama dengan Ankara dalam penyelidikan pembunuhan tersebut.
Pemerintah Saudi belum menanggapi permintaan Ankara, dan Turki belum melihat kerja sama yang diperlukan mengenai masalah ini, kata juru bicara AKP Omer Celik.
Dia mengatakan Turki secara serius berusaha mengidentifikasi mereka yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Ankara akan melanjutkan penyelidikan atas pembunuhan itu dengan transparansi penuh.
Arab Saudi telah mengumumkan penahanan 18 warga negara mereka dan bersumpah untuk menyelidiki pembunuhan Khashoggi, yang pernah menjadi kepercayaan kerajaan berubah menjadi kritikus yang dibunuh dan dipotong-potong ketika ia mengunjungi konsulat kerajaan Istanbul pada 2 Oktober, untuk mengambil dokumen untuk pernikahan yang direncanakannya.
Setelah berminggu-minggu penolakan keterlibatan apa pun dalam menghilangnya sang jurnalis, rezim Riyadh akhirnya mengakui pembunuhan "yang direncanakan" tersebut, tetapi berusaha untuk menjauhkan bin Salman dari kasus ini.
Namun, pembunuhan itu secara luas diyakini telah diperintahkan oleh pewaris tahta Saudi tersebut.
CIA juga dikatakan telah menyimpulkan bahwa putra mahkota "mungkin telah memerintahkan" pembunuhan itu. (st/ptv)