BIRMINGHAM, INGGRIS (voa-islam.com) - Para orang tua Muslim di Inggris telah menarik anak-anak mereka dari sebuah sekolah di Birmingham secara massal, memprotes “promosi homoseksualitas” oleh otoritas sekolah.
Para orang tua menarik 600 murid sekolah dasar dari Parkfield Community School setelah protes mingguan mereka gagal membujuk pihak berwenang untuk menarik sebuah program yang menampilkan pelajaran tentang homoseksualitas, Daily Mail melaporkan pada hari Senin (4/3/2019).
Eksodus massal telah menguras murid sekolah tersebut hingga 80 persen.
'Indoktrinasi'
Para orang tua mengatakan sekolah itu "mencuci otak" anak-anak mereka tentang hak-hak gay melalui program "No Outsiders", tulis surat kabar itu.
Forum Komunitas Alum Rock, yang mengumpulkan anggota komunitas lokal di pinggiran kota Alum Rock di Birmingham, memprotes bahwa sekolah itu “merusak hak-hak orang tua dan secara agresif mempromosikan homoseksualitas.”
"Dialog, petisi, dan protes oleh orang tua telah dilakukan berulang kali dan diabaikan dengan arogan," kata forum itu, sambil menambahkan, "Anak-anak kita, pilihan kita - bekerja dengan orang tua bukan menentang mereka."
Sekolah tersebut adalah tempat pertama di negara itu tempat di mana program diluncurkan pada tahun 2014 untuk mengajar anak-anak tentang UU Kesetaraan. Undang-undang ini juga mencakup bidang-bidang seperti usia, kecacatan, perkawinan, kehamilan atau persalinan, ras, dan agama atau kepercayaan.
Mariam Ahmed, yang putrinya yang berusia empat tahun bersekolah di tempat itu, mengorganisir petisi menentang proyek tersebut.
Dia berkata, “Apa yang mereka ajarkan tidak benar, mereka terlalu muda. Ada sembilan bagian dari UU dan mereka hanya berfokus pada satu, homoseksualitas, dan itu salah. Mereka perlu memiliki etos yang mencerminkan wilayah tersebut. ”
Muslim di seluruh Inggris, berulang kali, bangkit melakukan protes terhadap tindakan yang melanggar kebebasan beragama dan ideologis mereka.
Akhir tahun lalu, Dewan Muslim Inggris mengatakan sedang melakukan kampanye bersama kelompok-kelompok lain untuk membujuk Perdana Menteri Theresa May, yang memimpin Partai Konservatif yang berkuasa, serta pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn, untuk mengadopsi definisi kerja Islamophobia.
Serangan kebencian terhadap Muslim juga meningkat sejak serangkaian serangan oleh simpatisan Islamic State (IS) di Inggris pada 2017. Komunitas Islam di Inggris selalu mengutuk serangan semacam itu.
Para pegiat percaya bahwa kecenderungan umum dalam politik untuk menjadi calo dengan kelompok-kelompok sayap kanan untuk meraih suara pendukung mereka juga merupakan penyebab meningkatnya perilaku benci anti-Muslim. (st/ptv)