URUZGAN, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Setidaknya lima tentara Afghanistan telah tewas dan hampir selusin lainnya terluka dalam serangan udara AS di provinsi Uruzgan, Afghanistan tengah, kata Kementerian Pertahanan Afghanistan, menyalahkan "kurangnya koordinasi yang tepat" antara pihak-pihak dalam insiden tersebut.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Afghanistan pada hari Rabu (13/3/2019), insiden itu terjadi di dekat pos tentara Afghanistan di pinggiran ibukota provinsi, Tarin Kot, pada Selasa malam.
Pernyataan itu mengatakan bahwa patroli gabungan Afghanistan dan AS pada awalnya mendapat tembakan oleh apa yang dianggap sebagai kelompok pejuang Taliban. Namun tembakan itu sebenarnya berasal dari pos terdepan pasukan Afghanistan, karena para prajurit di pos itu juga keliru mengira patroli tersebut merupakan para jihadis.
Tidak tahu bahwa pada awalnya, patroli menyerukan serangan udara presisi AS untuk menghilangkan ancaman. Mereka baru kemudian menyadari sumber tembakan tetapi gagal untuk berkomunikasi pada waktunya, dan serangan udara mengenai pos itu, membunuh dan melukai tentara Afghanistan.
"Itu sangat gelap dan kesalahpahaman terjadi setelah lima tentara tewas dan 10 lainnya terluka," Kolonel Qais Mangal, juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, lebih lanjut mengatakan dalam pernyataan itu, menambahkan bahwa kementerian sudah memulai penyelidikan atas kejadian itu.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara pasukan pimpinan AS di Afghanistan, Bob Purtiman, mengatakan bahwa mereka beroperasi di "lingkungan yang kompleks" di mana pejuang Taliban "tidak mengenakan seragam dan menggunakan kendaraan militer rampasan untuk menyerang pasukan pemerintah."
"Serangan itu dilakukan setelah pasukan Afghanistan dan AS berada di bawah tembakan senjata granat dan roket kecil yang efektif dan meminta dukungan udara untuk pertahanan diri," tambahnya.
Para pejabat militer Afghanistan mengatakan 17 tentara Afghanistan telah berada di pos secara total, dengan hanya dua yang berhasil melarikan diri dari insiden tersebut tanpa cedera.
Sebagian besar Uruzgan masih tetap di bawah kendali Taliban. Dalam beberapa tahun terakhir, para jihadis juga telah berhasil melakukan serangan berulang ke ibukota provinsi.
Insiden yang dikenal sebagai "tembakan teman" adalah hal biasa di Afghanistan, dan telah menimbulkan ketidakpercayaan yang mendalam antara pasukan lokal dan asing.
Dalam salah satu yang paling mematikan, 16 pasukan keamanan Afghanistan kehilangan nyawa mereka pada Juli 2017, ketika mereka secara keliru dijadikan sasaran serangan udara AS di Provinsi Helmand. (st/ptv)