PAKISTAN (voa-islam.com) - Para pemimpin politik dan Islam menyatakan rasa marah mereka pada insiden penembakan mematikan di dua masjid di Selandia Baru pada hari Jumat ini, dengan beberapa mengutip "Islamofobia" yang meningkat sebagai yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Ketika pemerintah di Asia dan Timur Tengah berebut untuk mencari tahu berapa banyak warganya yang terperangkap dalam pertumpahan darah di kota Christchurch, ada juga kemarahan bahwa para penyerang menargetkan para jamaah pada waktu shalat Jumat.
"Saya menyalahkan serangan teror yang meningkat pada Islamofobia saat ini pasca 11/9 (di mana) 1,3 miliar Muslim secara kolektif disalahkan atas tindakan teror apa pun," ungkap Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam postingannya di media sosial.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan serangan itu adalah tindakan sengaja untuk memburukkan perjuangan politik Muslim.
"Tidak hanya para pelakunya, tetapi juga para politisi & media yang menyulut Islamofobia yang sudah meningkat dan kebencian di Barat, sama-sama bertanggung jawab atas serangan keji ini," tulisnya di Twitter.
Dalam sebuah pernyataan, Universitas Al-Azhar, tempat belajar Islam Sunni yang berusia 1.000 tahun di Mesir, mengatakan serangan itu melanggar kesucian rumah-rumah Tuhan.
"Kami memperingatkan serangan tersebut merupakan indikator berbahaya dari konsekuensi mengerikan dari meningkatnya pidato kebencian, xenofobia, dan penyebaran Islamofobia," kata Al-Azhar dalam pernyataannya.
Banyak yang harus dilakukan untuk mempromosikan keberadaan bersama berbagai agama dan budaya, kata Al-Azhar, lansir Reuters.
Polisi Selandia Baru sendiri mengatakan 49 orang tewas. Tiga pria dan satu wanita ditahan serta satu pria telah didakwa dengan tuduhan pembunuhan.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan beberapa korban mungkin adalah imigran baru dan pengungsi.
“Mereka adalah kita. Orang yang telah melanggengkan kekerasan terhadap mereka ini tidak bisa terima. Mereka tidak punya tempat di Selandia Baru,” tegasnya.
Sebuah kota berpenduduk sekitar 400.000 orang, Christchurch memiliki komunitas Islam yang signifikan, termasuk pelajar dari luar negeri.
Duta Besar Afghanistan untuk Australia, Selandia Baru dan Fiji, Wahidullah Waissi, mengatakan di Twitter bahwa tiga warga Afghanistan ikut terluka dalam insiden itu.
Dua warga Malaysia juga terluka dalam serangan tersebut, kata kementerian luar negerinya.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahriar Alam mengatakan mereka sangat beruntung karena tim kriket negaranya tidak ada yang menjadi korban. Tim Kriket Bangladesh sedang ada di kota itu untuk memainkan pertandingan melawan tim nasional Selandia Baru dan mereka berada di masjid untuk shalat Jumat ketika penembakan terjadi.
"Saya bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka ada di sana lima menit sebelumnya," katanya di media sosial.[fq/voa-islam.com]