JAKARTA (voa-islam.com) - Pasca insiden pembantaian terhadap jamaah Muslim yang akan melangsungkan shalat Jumat di masjid di Selandia Baru, ramai-ramai netizen mendesak media untuk menyebut insiden itu sebagai serangan teroris.
Beberapa netizen mengeluhkan bahwa pihak berwenang dan media sangat lambat untuk menyebut para pelaku sebagai teroris. Berbeda halnya jika pelaku adalah seorang Muslim, media dan pihak berwenang akan dengan cepat menyatakan bahwa pelaku penyerangan adalah teroris bahkan terkadang disebut juga teroris Islam.
“Ini adalah tindakan teroris. Ayo sekarang katakan itu,” ungkap netizen asal Singapura, Aszafirah Zafyrah dalam postingannya di Facebook.
"Mengapa tidak disebut terorisme ketika umat Islam terbunuh," kata Mohammad Hanif, seorang pegawai pemerintah di Dhaka, ibukota Bangladesh. "Anda harusnya cukup adil untuk menyebutnya begitu."
Barulah pada Jumat sore, perdana menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan insiden pembantaian terhadap Muslim itu adalah serangan teroris.
Menyusul Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa warga negara Australia yang ditangkap setelah serangan itu adalah teroris ekstremis dan sayap kanan.[fq/voa-islam.com]