CHRISTCHURCH, SELANDIA BARU (voa-islam.com) - Dua orang yang ditangkap pada saat serangan di dua masjid di Selandia Baru tidak terlibat dalam pembantaian yang dilakukan oleh teroris Australia Brenton Tarrant, klaim polisi pada hari Ahad (17/3/2019).
Korban tewas dalam penembakan massal yang menghancurkan hari Jum'at naik menjadi 50 orang, AFP melaporkan.
Jumlah orang yang terbunuh atau terluka dalam penembakan rasis tersebut mewakili sekitar 1 dari setiap 500 Muslim di Selandia Baru, yang memiliki populasi Muslim hampir 50.000.
Kedua orang itu ditahan dalam sebuah pengepungan polisi dan membawa senjata api, tetapi tidak terlibat langsung dalam serangan itu, klaim Komisaris Polisi Mike Bush.
Salah satu dari keduanya, seorang wanita, telah dibebaskan, dan seorang pria tetap ditahan atas tuduhan senjata api.
"Saat ini, hanya satu orang yang didakwa sehubungan dengan serangan-serangan ini," katanya, merujuk pada Tarrant.
Orang ketiga juga ditangkap pada hari Jum'at dan akan muncul di pengadilan pada hari Senin dengan tuduhan "bersinggungan" dengan serangan itu. Pria itu tidak diyakini terlibat dalam penembakan itu, klaim Bush.
Korban tewas tambahan ditemukan ketika jenazah dikeluarkan dari dua masjid di selatan kota Christchurch, kata Bush kepada wartawan.
Dia mengatakan 36 orang lainnya tetap di rumah sakit setelah serangan itu, di mana teroris sayap kanan Brenton Tarrant memberondongkan senapan serbunya pada para jamaah selama sholat Jum'at.
Bush juga mengatakan bahwa dua tersangka yang ditangkap saat pengepungan polisi selama serangan ketika senjata api ditemukan di mobil mereka tidak secara langsung terlibat dalam serangan Tarrant. (st/TNA)