LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang imam London, yang pernah menjadi berita utama sebagai "imam pahlawan" setelah ia mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut dengan berjaga-jaga menjaga pelaku serangan teror yang menargetkan Muslim di Inggris, telah mengalami pelecehan Islamophobia, laporan mengatakan Selasa (19/3/2019).
Mohammed Mahmoud, imam Masjid Finsbury Park, pertama-tama diserang secara lisan oleh seorang penumpang di bus yang dia tumpangi saat pulang, dan kemudian seorang pengendara sepeda yang lewat meludahinya, harian lokal London, The Evening Standard melaporkan.
Saat berbicara di surat kabar, Mahmoud mengatakan "seorang pria kulit putih setengah baya bersumpah serapah padanya," dan memanggilnya "budak", dan kemudian seorang pengendara sepeda yang lewat meludahinya.
"Saya mengejarnya, tetapi dia melarikan diri. Saya sangat menyesal melihat kebencian dan Islamofobia yang tidak masuk akal setelah insiden (serangan teroris di Selandia Baru) dan apa yang telah kita lalui pekan ini," katanya.
Sebelumnya pada 15 Maret, seorang pria Muslim diserang dengan palu di luar masjid London Timur, hanya beberapa jam setelah serangan teroris di dua masjid Selandia Baru, di mana 50 orang Muslim tewas secara brutal.
Sehari setelah insiden itu, seorang warga negara Inggris lainnya, seorang pria berusia 19 tahun, ditikam dalam serangan teroris sayap kanan di Stanwell, Surrey.
Sementara itu, Justin Welby, Uskup Agung Canterbury, mengatakan, "Saya memohon kepada Muslim Inggris yang merasa mereka terancam. Kami bersama Anda," selama pidatonya di Masjid Regent Park.
Welby menyatakan bahwa serangan teroris di Selandia Baru "mengerikan" dan bahwa para pelaku ingin "berperang melawan Islam," menambahkan bahwa kebencian juga tidak dapat diterima dalam agama Kristen.
Mahmoud dinyatakan sebagai "pahlawan" oleh surat kabar pada tahun 2017 setelah dia mencegah pelaku penyerangan digantung. Serangan itu mengakibatkan kematian seorang pria berusia 51 tahun di dekat Masjid Finsbury Park. (st/tds)