NEW DEHLI, INDIA (voa-islam.com) - Rudal pertahanan udara India yang berasal dari Israel telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Mi-17 V5 miliknya sendiri, menyusul sebuah peringatan pada 27 Februari tentang 25 jet tempur Pakistan yang melayang di atas wilayah perbatasan yang memisahkan kedua negara, laporan harian India The Economic Times .
Insiden itu terjadi sehari setelah Angkatan Udara India (IAF) membalas serangan 14 Februari di Pulwama oleh seorang jihadis anggota Jaish-e-Mohammed (JeM) di sepanjang Jalan Raya Jammu-Kashmir terhadap konvoi pasukan CRPF yang menewaskan lebih dari 40 personel dan banyak lainnya terluka.
Helikopter Mi-17 V5 lepas landas dari lapangan terbang Srinagar pada pukul 10:00 waktu setempat untuk misi rutin. Helikopter itu jatuh sekitar pukul 10:10 pagi di dekat Jammu dan distrik Budgam di Kashmir. Keenam personel Angkatan Udara India (IAF) di dalamnya tewas dalam insiden itu, sebuah harian terkemuka India melaporkan pada hari Jum'at (29/3/2019) mengutip laporan awal.
Fokus investigasi adalah untuk menentukan "apakah beberapa lapis perlindungan yang dimaksudkan untuk melindungi aset dari tembakan kawan sendiri gagal dan bagaimana sistem perlu ditingkatkan untuk mencegah insiden seperti itu di masa depan", laporan itu melaporkan.
Pihak berwenang India menyatakan bahwa serangan IAF dilakukan terhadap dugaan infrastruktur jihad yang dioperasikan oleh JeM, organisasi jihad yang bermarkas di Pakistan yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan Pulwama. Serangan itu sendiri meleset jauh dari target sebenarnya dan hanya menghantam pepohonan di bukit sebelah sasaran.
Sehari setelah pihak India melancarkan serangan udara di Balakot (di Pakistan), kedua negara bersenjata nuklir terlibat dalam bentrokan udara, yang pertama dalam lima dekade. Menurut laporan, setidaknya 25 jet tempur dari Angkatan Udara Pakistan mencoba untuk menembus perbatasan karena serangan terhadap sasaran militer. Target bergerak lambat seperti helikopter Mi-17 V5 bisa secara keliru dianggap UAV bersenjata yang terbang rendah menuju pangkalan udara, kata laporan media mengutip sumber.
IAF telah menyatakan tidak akan ragu memulai proses Pengadilan Militer terhadap personel yang dinyatakan bersalah dalam penyelidikan. (st/sputnik)