TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Otoritas keagamaan tertinggi Libya pada hari Kamis (4/4/2019) menyerukan kepada masyarakat untuk turun ke jalan melawan kampanye komandan militer Khalifa Haftar yang bertujuan merebut ibukota Tripoli, Middle East Monitor melaporkan hari Jum'at (5/4/2019) mengutip kantor berita Anadolu Agency.
"Rakyat Libya harus melawan dan berperang melawan pasukan Haftar di Tripoli agar tidak melihat kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Derna dan Benghazi," kata Mufti Besar Sadiq Al-Ghariani, berbicara kepada televisi Al-Jazeera Mubasher yang berbasis di Qatar
"Bukan lagi rahasia bahwa misi PBB di negara itu bekerja sama dengan Haftar," kata Al-Ghariani, merujuk pada Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL).
Dia menambahkan bahwa misi PBB dikerahkan di negara itu bukan untuk menyelesaikan masalah tetapi untuk memperburuk mereka.
Pada hari Rabu, Fayez al-Sarraj, kepala pemerintah yang berbasis di Tripoli, memerintahkan pasukan keamanan untuk "mempersiapkan dan menanggapi setiap ancaman yang ditujukan untuk mengganggu stabilitas kawasan".
Sebelumnya pada hari itu, Haftar, yang berafiliasi dengan pemerintah saingan yang berbasis di kota timur Al-Bayda, dilaporkan memerintahkan pasukannya untuk dikerahkan ke bagian barat negara itu dengan tujuan untuk "membersihkan wilayah kelompok-kelompok dan benteng-benteng teroris".
Libya tetap dilanda gejolak sejak 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan penggulingan dan kematian Presiden Muammar Khadafi setelah empat dekade berkuasa.
Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kursi kekuasaan saingan: satu di Al-Bayda, yang mana Haftar terhubung, dan satu lagi di Tripoli.
Khalifa Haftar, seorang mantan Kolonel era Khadafi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama lebih dari dua dekade sebelum kembali selama pemberontakan dimana dia menjadi salah satu komandan pemberontak. Dia telah lama dituduh terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS CIA, pertama dari rezim Khadafi, dan kemudian dari komandan pemberontak saingannya. Karena latar belakangnya tersebut, tidak berlebihan jika orang-orang menuduhnya dibayar Amerika.
Haftar terkenal karena kebenciannya dengan kelompok jihadis dan Islamis dan bersumpah untuk "membersihkan" Libya dari anggota Ikhwanul Muslimin seraya menggambarkan kelompok itu sebagai "penyakit ganas yang berusaha untuk menyebar ke seluruh tulang dari dunia Arab."
Pasukan pimpinan Haftar juga terkenal kejam dan brutal baik terhadap masyarakat sipil atau orang-orang yang mereka anggap sebagai musuh. Salah satu komandannya Mayor Mahmoud Al-Werfalli diburu Interpol atas kejahatan perang karena berada di balik sejumlah eksekusi eksekusi berdarah dingin terhadap setidaknya 33 warga sipil atau pejuang yang terluka dalam tujuh insiden pada tahun 2016 hingga 2017. (st/MeMo)