View Full Version
Selasa, 09 Apr 2019

Pasukan Pemerintah Libya Rebut Kembali Bandara Internasional Tripoli dari LNA

TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional merebut kembali Bandara Internasional Tripoli dari tentara Angkatan Darat Nasional Libya (LNA) gadungan pimpinan Jenderal Khalifa Haftar pada hari Senin (8/4/2019).

Bandara itu, yang belum digunakan sejak 2014, ditangkap oleh LNA Haftar pada 6 April sebagai bagian dari dorongan oleh kekuatan timur saingannya menuju ibukota Libya.

"Brigade GNA berhasil mengambil kembali kendali atas bandara setelah secara singkat direbut oleh pasukan pro-Haftar," kata sumber militer pemerintah kepada Anadolu Agency.

Di tempat lain, sebuah pesawat tempur melakukan serangan udara terhadap satu-satunya bandara Tripoli yang berfungsi, kata pihak berwenang di situs itu.

Sebuah sumber keamanan di bandara Mitiga di timur kota mengatakan tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang menghantam landasan pacu tanpa menimbulkan korban.

Telah terjadi pertempuran sengit di dekat Tripoli sejak pasukan jendral Khalifa Haftar melancarkan serangan pada hari Kamis yang bertujuan merebut ibukota dari GNA yang berbasis di Tripoli.

Misi PBB di Libya pada hari Ahad menyerukan jeda kemanusiaan dua jam dalam pertempuran yang tampaknya telah diabaikan.

Setidaknya 21 orang tewas dan 27 lainnya cedera dalam pertempuran itu, kementerian kesehatan Tripoli melaporkan pada hari Ahad.

Serangan oleh LNA Haftar telah menimbulkan kekhawatiran untuk kembali ke perang habis-habisan di Libya dan meninggalkan tanda tanya atas upaya yang dipimpin PBB untuk meletakkan dasar bagi pemilihan dengan konferensi 14-16 April.

Libya telah berjuang untuk melawan kerusuhan sejak penggulingan diktator Muammar Khadafi pada 2011, meninggalkan puluhan milisi untuk mengisi kekosongan dan bersekutu dengan GNA atau pemerintahan saingan di timur yang didukung oleh Haftar.

Kepala GNA Fayez al-Sarraj pada hari Sabtu menuduh Haftar mengkhianatinya dan memperingatkan "perang tanpa pemenang". (st/TNA)


latestnews

View Full Version