MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Rusia mengatakan pemerintah Suriah harus segera mengambil kendali atas wilayah timur laut negara itu, termasuk Sungai Efrat Timur, yang dipegang oleh militan Komnis Kurdi yang didukung AS.
"Ada kebutuhan untuk menyelesaikan masalah mengenai timur laut negara itu dan tepi kiri Sungai Efrat untuk mencapai salah satu tugas prioritas dan memastikan pemulihan kendali pemerintah yang sah atas wilayah tersebut," klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada konferensi pers pada hari Rabu (17/4/2019).
Diplomat top Rusia itu menggarisbawahi perlunya membangun dialog dengan kelompok-kelompok Komunis Kurdi dan mengamankan kepentingan Turki "sejauh menyangkut keamanan di wilayah perbatasan Suriah."
Suriah Timur Laut saat ini dikendalikan oleh apa yang disebut Tentara Demokratik Suriah (SDF), aliansi Komunis Kurdi dan sekuler Arab yang didukung AS, yang mencakup Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris dan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang telah melakukan pemberontakan di dalam wilayah Turki sejak 1984.
Amerika Serikat adalah pendukung utama otonomi bagi Kurdi Suriah yang ditolak mentah-mentah oleh Damaskus.
Banyak pengamat percaya Washington berencana untuk mengukir pijakan di wilayah itu melalui dukungan Kurdi Suriah.
Pada bulan Februari, seorang penasihat senior untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan tegas menolak gagasan memberikan Kurdi Suriah suatu tingkat otonomi, mengatakan langkah seperti itu akan membuka pintu ke partisi negara.
Otoritas pimpinan Kurdi yang menjalankan sebagian besar wilayah Suriah utara dan timur telah menyajikan peta jalan bagi kesepakatan dengan Assad dalam pertemuan baru-baru ini dengan Rusia.
Juga pada bulan Februari, Presiden Assad meminta militan SDF untuk kembali ke tentara Suriah, memperingatkan mereka agar tidak bergantung pada Amerika Serikat.
“Kami mengatakan kepada kelompok-kelompok yang bertaruh pada orang Amerika, orang Amerika tidak akan melindungi Anda. Orang Amerika akan menempatkan Anda di saku mereka sehingga Anda bisa menjadi alat dalam barter, dan mereka sudah mulai dengan itu, "katanya.
Rusia telah membantu pasukan Suriah dalam perang mereka melawan pejuang oposisi. Bantuan militer dimulai pada September 2015 atas permintaan resmi pemerintah Suriah setelah pasukan Bashar Al-Assad berada di ujung tanduk kekalahan. (st/ptv)