ISLAMABAD, PAKISTAN (voa-islam.com) - Gerilyawan Baloch yang menewaskan 14 orang di sepanjang pantai Pakistan pekan ini berbasis di negara tetangga Iran, menteri luar negeri Pakistan mengatakan pada hari Sabtu (20/4/2019), meningkatkan ketegangan menjelang perjalanan Perdana Menteri Imran Khan ke Teheran pada hari Ahad.
Hubungan antara Iran dan Pakistan telah tegang dalam beberapa bulan terakhir, dengan kedua belah pihak menuduh satu sama lain tidak melakukan hal yang cukup untuk membasmi gerilyawan yang diduga berlindung di seberang perbatasan.
Sebuah kelompok payung baru yang mewakili berbagai kelompok gerilyawan yang beroperasi di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan yang berbatasan dengan Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada hari Kamis ketika 14 penumpang tewas setelah diculik dari bus-bus di barat daya Pakistan.
Para militan memeriksa kartu identitas penumpang, memilih beberapa dari mereka, dan kemudian menculik dan membunuh mereka. Kelompok payung Baloch Raji Aajoi Saangar (BRAS) mengatakan pihaknya menargetkan para petugas Angkatan Laut dan Penjaga Pantai yang bepergian dengan bus.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan negaranya marah tentang serangan itu dan menyerukan Iran untuk mengambil tindakan terhadap para militan BRAS.
"Kamp pelatihan dan kamp logistik aliansi baru ini ... berada di dalam wilayah perbatasan Iran," kata Qureshi kepada wartawan di Islamabad.
Qureshi mengatakan dia berbicara dengan timpalannya dari Iran, Mohammad Javad Zarif, dan menyampaikan kepadanya "kemarahan bangsa Pakistan".
Para pejabat Iran tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kantor berita Iran, IRNA, mengkonfirmasi kedua pria itu berbicara.
"Menteri luar negeri Iran mengutuk serangan teroris baru-baru ini terhadap militer dan pasukan keamanan Pakistan, dan menyatakan simpati kepada pemerintah dan rakyat Pakistan," lapor IRNA.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan akan tiba di Teheran pada hari Ahad (21/4/2019) ini untuk kunjungan dua hari.
Hubungan antara Pakistan dan Iran telah tegang dalam beberapa bulan terakhir setelah seorang pembom jibaku menewaskan 27 anggota Pengawal Revolusi elit Iran pada pertengahan Februari di wilayah tenggara, dengan pejabat Iran mengatakan para penyerang berbasis di Pakistan.
Kelompok Sunni Jaisyul Adl (Tentara Keadilan), yang mengatakan pihaknya mencari hak yang lebih besar dan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi etnis minoritas Baloch, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Otoritas Muslim Iran mengatakan kelompok-kelompok jihadis itu beroperasi dari tempat-tempat yang aman di Pakistan dan telah berulang kali meminta negara tetangga untuk menindak mereka.
Orang-orang etnis Baloch mengangkangi perbatasan Iran-Pakistan yang keropos dan panjang, dengan banyak kelompok pemberontak yang melintasi perbatasan untuk mengganggu pihak berwenang.
Qureshi mengatakan Pakistan telah memutuskan untuk memagari perbatasan, sama seperti ia mulai memagari perbatasannya dengan Afghanistan.
"Pekerjaan sudah dimulai dari titik-titik yang sering disalahgunakan," kata Qureshi. "Kami bermaksud untuk menutup seluruh perbatasan ini yang menyebar hingga 950 kilometer, secara bertahap." (st/TNA)