View Full Version
Senin, 22 Apr 2019

Serangan Bom Hantam Tiga Gereja dan Tiga Hotel di Sri Lanka

KOLOMBO (voa-islam.com) - Beberapa ledakan bom menghantam tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka, menewaskan setidaknya 207 orang dan 450 lainnya cedera, polisi negara itu mengatakan.

Ledakan menghantam Gereja St. Anthony di Kolombo dan Gereja St Sebastian di kota terdekat Negombo serta Gereja Sion di kota timur Batticaloa pada hari Ahad kemarin (21/4/2019), ketika para jemaah menghadiri kebaktian Paskah.

Hotel Shangri-La, Cinnamon Grand, dan Kingsbury, yang terletak di Kolombo, juga menjadi sasaran serangan bom.

Cinnamon Grand terletak di dekat kediaman resmi perdana menteri Sri Lanka.

Petugas kepolisian mengkonfirmasi jumlah korban kepada AFP, menambahkan bahwa 35 orang asing juga termasuk di antara korban yang tewas.

"Secara keseluruhan kami memiliki informasi 207 orang tewas dari semua rumah sakit. Menurut informasi yang ada sekarang, kami memiliki 450 orang yang terluka dirawat di rumah sakit," kata Juru Bicara Kepolisian Ruwan Gunasekera seperti dikutip oleh AFP di Kolombo.

Kantor berita itu juga mengutip sumber rumah sakit yang mengatakan bahwa warga negara Amerika, Inggris, dan Belanda termasuk di antara warga negara asing yang tewas dalam ledakan tersebut.

Menurut sumber polisi dan media setempat, tujuh orang ditangkap pada hari Ahad dan tiga petugas polisi tewas dalam serangan di sebuah rumah di Kolombo.

Sebuah postingan di halaman Facebook Gereja St Sebastian mengatakan "serangan bom" telah menargetkan tempat itu.

Anggota parlemen Sri Lanka Harsha de Silva dalam twitnya mengatakan bahwa ada "orang asing" di antara korban. Dia berkata bahwa dia telah pergi ke salah satu gereja dan salah satu hotel kemudian melihat “pemandangan mengerikan,” menambahkan, “Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan di mana-mana. Kru darurat berada di semua lokasi dengan kekuatan penuh. "

Atas insiden ini, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan dirinya sangat terkejut dan meminta semua pihak untuk tenang.

Menteri Keuangan Mangala Samaraweera menyatakan bahwa serangan itu tampaknya merupakan upaya terkoordinasi dengan baik untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan serta anarki.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengutuk "serangan pengecut" itu dan mendesak warga Sri Lanka untuk tetap bersatu dan kuat.[afp/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version