View Full Version
Rabu, 24 Apr 2019

Pembantaian di Masjid Selandia Baru dan Pemboman di Sri Lanka 'Tidak Terkait'

WELINGTON, SELANDIA BARU (voa-islam.com) - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Rabu (24/4/2019) mengatakan pemerintahnya tidak mengetahui adanya informasi intelijen yang menyiratkan bahwa serangan mematikan pada hari Ahad Paskah di Sri Lanka adalah sebagai balas dendam atas serangan masjid di Christchurch awal bulan ini.

"Kami belum menerima apa pun secara resmi dan kami juga tidak menerima laporan intelijen apa pun yang menguatkan apa yang telah dikatakan di Sri Lanka," kata Ardern kepada wartawan pada konferensi pers di Auckland.

“Sri Lanka akan berada pada tahap awal penyelidikannya. Jadi kami hanya mundur dan membiarkan mereka melakukan itu, tetapi kami tidak memiliki apa-apa pada tahap ini untuk menguatkan apa yang dikatakan, ”tambah perdana menteri Selandia Baru itu.

Menteri pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene mengatakan kepada parlemen pada hari Selasa bahwa penyelidikan awal mengindikasikan pemboman gereja dan hotel, yang menewaskan sedikitnya 359 orang, telah dilakukan sebagai pembalasan atas penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret.

"Investigasi awal telah mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Sri Lanka (pada hari Ahad) adalah sebagai balasan atas serangan terhadap Muslim di Christchurch," klaim Wijewardene.

Dia mengatakan dua kelompok Islamis lokal - Jamaah Thawheed Nasional dan Jammiyathul Millathu Ibrahim - bertanggung jawab atas ledakan itu, tanpa memberikan perincian mengapa pihak berwenang percaya ada kaitan dengan pembunuhan 50 Muslim di masjid-masjid di kota Christchurch, Selandia Baru.

Namun, para analis dan pakar keamanan skeptis tentang kelayakan koordinasi dan perencanaan serangan bom dalam waktu sesingkat itu.

Pada hari Selasa, kelompok Islamic State (IS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan dahsyat hari Ahad di Sri Lanka selama kebaktian Paskah.

Kelompok itu mengklaim "tentaranya" telah melakukan pemboman untuk menargetkan orang-orang Kristen dan warga negara yang terlibat dalam koalisi pimpinan-AS yang telah terlibat dalam perang terhadap IS selama beberapa tahun terakhir, menurut agen propagandanya, A'maaq.

Namun IS tidak memberikan bukti lebih lanjut untuk mendukung klaimnya. (st/TNA)


latestnews

View Full Version