LONDON (voa-islam.com) - Sebanyak 40.829 serangan yang melibatkan pisau atau senjata tajam terjadi pada 2018 di Inggris, menurut data polisi.
Kantor Statistik Nasional mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis kemarin (25/4/2019) bahwa kasus pembunuhan dan sejenisnya, tidak termasuk serangan teror, meningkat 12 persen tahun lalu.
Sebanyak 732 orang tewas dalam serangan ini pada 2018, naik dari 655 dibanding tahun 2017, yang merupakan angka tertinggi sejak 2007.
Angka-angka kejahatan senjata tajam ini datang di tengah debat nasional tentang masalah ini di Inggris, setelah serangkaian serangan dan pembunuhan yang melibatkan anak-anak muda.
Keluarga-keluarga Somalia yang tinggal di Inggris dilaporkan menyuruh anak-anak mereka kembali ke Afrika untuk menghindari mereka terjebak dalam kejahatan pisau dan meningkatnya kekerasan di jalanan.
Pengamat mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa banyak remaja Somalia telah dikirim kembali ke Somalia, Somaliland atau Kenya karena orang tua mereka menjadi semakin khawatir tentang keselamatan anak mereka di Inggris, di mana penikaman dan kekerasan geng terus mempengaruhi anak-anak serta remaja hampir terus setiap hari.
Sebagian besar keluarga itu berasal dari komunitas Somalia yang tinggal di Islington, London, tempat mereka tinggal sejak 1990-an ketika perang saudara di negara asal mereka membuat mereka kehilangan tempat tinggal. Akan tetapi, anak-anak dari komunitas ini sebagian besar dipekerjakan atau dieksploitasi oleh geng dan pengedar narkoba karena kebanyakan dari mereka merasa sulit untuk berintegrasi dan menjalani kehidupan normal.
Pihak berwenang setempat mengatakan banyak keluarga dari masyarakat itu sekarang mengirim anak-anak mereka kembali ke Afrika karena mereka khawatir tentang keselamatan mereka.
Epidemi kejahatan senjata tajam menjadi keprihatinan yang lebih besar di Inggris setelah dua remaja terbunuh dalam serangan tak beralasan di London dan Manchester bulan lalu.
Banyak yang menyalahkan langkah-langkah penghematan pemerintah Tory yang berkuasa atas naiknya lonjakan kekerasan, di mana pihak kepolisian kekurangan tenaga sehingga tidak dapat menahan gerombolan geng dan menangani keadaan darurat di kota-kota besar.[prtv/fq/voa-islam.com]