KIEV (voa-islam.com) - Presiden terpilih Ukraina menawarkan pemberiaan kewarganegaraan kepada warga negara Rusia yang "menderita" akibat rezim "otoriter" yang memerintah negara itu. Langkah tersebut dilakukan dalam menanggapi keputusan Moskow yang menawarkan kepada warga Ukraina di zona konflik timur kewarganegaraan Rusia dengan cepat.
Tawaran Volodymyr Zelensky datang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang memudahkan warga Ukraina timur yang dikuasai separatis untuk mendapatkan paspor dan kewarganegaraan Rusia, kata Kremlin, Rabu lalu.
"Kami tahu betul apa yang dimaksud dengan paspor Rusia itu," kata Zelensky, "Yaitu anda mendaftar hak untuk ditangkap karena protes damai dan hak untuk tidak memiliki pemilihan umum yang bebas dan kompetitif."
Dia malah berjanji untuk memberikan kewarganegaraan kepada perwakilan semua negara yang menderita akibat rezim otoriter dan korup." "Tapi pertama-tama dan terutama bagi rakyat Rusia yang paling menderita."
Dia mengatakan bahwa salah satu perbedaan antara Ukraina dan Rusia adalah bahwa "kami orang Ukraina memiliki kebebasan berbicara, kebebasan media dan internet di negara kami."
Seorang yang baru terjun ke dunia politik, Zelensky telah berjanji untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan separatis yang juga melibatkan Rusia dan Barat.
Kiev sendiri telah memerangi pemberontak yang didukung Moskow di Ukraina timur sejak 2014 dalam perang yang menewaskan 13.000 orang.
Putin belum memberi selamat kepada Zelensky setelah terpilih, tetapi mengatakan dia siap untuk berbicara dengan kepemimpinan Ukraina baru dan ingin "memahami" posisi aktor pada konflik.
Dalam posting Facebook-nya, Zelensky memperingatkan Rusia untuk tidak berbicara dengan Ukraina dalam bahasa ancaman atau tekanan militer atau ekonomi.[fq/voa-islam.com]