ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, berbicara tentang kelompok kerja untuk menangani rencana pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Ankara.
Kedua pemimpin dunia berbicara di telepon pada hari Senin (29/4/2019), ketika proposal untuk membentuk kelompok kerja bersama diajukan oleh Turki.
"Presiden kami Yang Terhormat mengajukan proposal untuk membentuk kelompok kerja mengenai pengadaan sistem pertahanan S-400 dari Federasi Rusia," kata Kepresidenan Turki.
Gedung Putih juga mengkonfirmasi bahwa presiden Turki dan AS telah membahas masalah ini.
"Kami telah jelas dan konsisten dalam menekankan keprihatinan kami pada akuisisi S-400 dengan perwakilan pemerintah Turki pada berbagai kesempatan dan pada tingkat tertinggi," kata seorang pejabat senior pemerintah AS kepada Reuters.
Amerika Serikat telah menekan anggota NATO tersebut untuk menghentikan rencana pembelian sistem Rusia tetapi sejauh ini tidak berhasil.
Amerika Serikat mengumumkan pada 1 April bahwa mereka akan menangguhkan semua "pengiriman dan kegiatan" terkait dengan pengadaan jet tempur siluman F-35 Turki atas rencana Ankara untuk membeli S-400.
S-400 adalah sistem rudal Rusia canggih yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan pesawat, drone, atau rudal sejauh 402 kilometer. Sebelumnya telah dijual hanya ke Cina dan India.
Ankara berupaya meningkatkan pertahanan udaranya, terutama setelah Washington pada 2015 memutuskan untuk menarik sistem rudal darat-ke-udara Patriot dari perbatasan Turki dengan Suriah, sebuah langkah yang melemahkan pertahanan udara Turki. (st/ptv)