DUSHANBE, TAJIKISTAN (voa-islam.com) - Kementerian Luar Negeri Tajikistan mengatakan lebih dari 80 anak telah tiba di negara Asia Tengah itu dari Irak, tempat orang tua mereka ditahan karena keanggotaan dalam kelompok Islamic State dan jihadis lainnya.
Kementerian mengumumkan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu (1/5/2019) bahwa delapan puluh empat anak-anak, semua warga Tajik, "dipaksa untuk bergabung dengan barisan" kelompok-kelompok jihadis setelah orang tua mereka direkrut.
Pernyataan itu menambahkan bahwa anak-anak tersebut kembali dengan penerbangan khusus dari Baghdad ke ibukota Tajikistan Dushanbe pada 30 April.
Menteri Luar Negeri Tajik Sirodjidin Mukhriddin mengatakan pada 12 Februari bahwa negaranya berupaya memulangkan 75 anak dari Irak.
Mukhriddin menggarisbawahi bahwa sementara undang-undang Irak menuntut agar orang tua menyetujui anak-anak mereka meninggalkan negara itu, kebanyakan anak-anak tersebut kehilangan ayah mereka ketika mereka bertempur dalam barisan Islamic State dan kelompok-kelompok jihadis lainnya.
Pada 8 Februari tahun lalu, Tajikistan memberi ampunan lebih dari 100 orang, yang telah pulang dari Irak dan Suriah setelah bertempur di barisan IS dan kelompok-kelompok jihadis lainnya.
Menteri Dalam Negeri Tajikistan Ramazon Rahimzoda mengatakan, mereka yang kembali dapat melanjutkan kehidupan normal mereka di negara itu berdasarkan keputusan pemerintah tahun 2015 tentang grasi.
"Mengenai nasib 111 warga Tajik yang kembali dari Suriah dan Irak secara sukarela, semuanya bebas di bawah hukum Tajik," kata Rahimzoda pada konferensi pers di Dushanbe.
Menurut pihak berwenang Tajik, lebih dari 1.000 warga telah meninggalkan negara itu untuk bertempur di pihak kelompok-kelompok jihadis di Irak dan Suriah sejak 2011. Sebagian besar rekrutan telah melakukan perjalanan ke negara-negara itu melalui Rusia, di mana diperkirakan satu juta orang Tajik tinggal dan bekerja.
Rekrutan Islamic State paling terkenal dari Tajikistan adalah Kolonel Gulmurod Khalimov, kepala polisi satuan khusus Tajikistan, yang dikenal sebagai Omon.
Pada 30 Mei 2015, pejabat Amerika mengkonfirmasi bahwa Khalimov telah membelot ke IS. Dia dikenal untuk sementara waktu sebagai "menteri perang" kelompok itu.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada tanggal 8 September 2017 bahwa jet tempur mereka telah membunuh Gulmurod Khalimov selama operasi di kota timur Deir Al-Zor Suriah.
Situasi ekonomi yang buruk di Tajikistan dan kedekatannya dengan Afghanistan telah menjadikan negara itu, bekas republik Soviet, tanah utama bagi jihadis lokal selama beberapa tahun terakhir. (st/ptv)