View Full Version
Senin, 13 May 2019

Mendapat Ancaman,Walikota London Dilindungi Polisi 24 Jam

LONDON (voa-islam.com) - Walikota London telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi selama 24 jam setelah adanya ancaman penganiayaan berulang di media sosial. 

Sadiq Khan, yang mengalahkan Tory Zac Goldsmith untuk menjadi walikota pada tahun 2016, mengatakan bahwa intensitas pelecehan telah meningkat secara eksponensial sejak referendum Brexit 2016. 

"Saya tidak akan ditakuti atau diganggu oleh orang-orang ini, tetapi Anda tidak dapat melarikan diri dari kenyataan bahwa orang-orang yang dekat dengan saya khawatir," kata Khan dalam sebuah wawancara dengan Guardian. 

"Salah satu konsekuensi dari saya menjadi walikota London dan seorang Muslim dalam kehidupan publik adalah bahwa saya memiliki perlindungan polisi," tambahnya. 

Khan, walikota Muslim pertama dari sebuah kota global yang juga berkampanye untuk tetap di UE, mengatakan bahwa kampanye referendum tiga tahun lalu memungkinkan "hal-hal" muncul ke permukaan dan menormalkan perilaku dan gagasan tertentu yang seharusnya tidak dinormalisasi. 

Walikota London juga memperingatkan bahwa ancaman semacam itu, jika dibiarkan tanpa perlawanan, dapat menyebabkan kekerasan dan memberikan contoh pembunuhan anggota parlemen Buruh Jo Cox yang ditembak dan ditikam oleh teroris sayap kanan sebelum referendum. 

"Pesan macam apa yang dikirimkannya kepada generasi anak-anak saya yang ingin terjun ke dunia politik?"Kata Khan. 

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah besar anggota parlemen dilaporkan menerima ancaman pembunuhan dan pelecehan setelah sikap publik mereka terhadap Brexit. Ancaman ini telah diterima secara online dan secara langsung. 

Mantan anggota parlemen Tory Anna Soubry dilecehkan dan dilecehkan secara lisan oleh individu-individu sayap kanan di luar rumah parlemen. Aleg dari partai Buruh Lloyd Russell-Moyle mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News bahwa ia diserang dan disebut "pengkhianat" saat berbicara dengan para pemilihnya. 

Sebuah survei, yang dilakukan tahun lalu oleh University of London, menemukan bahwa satu dari 12 kandidat parlemen dari pemilihan umum 2017 telah dilecehkan secara fisik dan 60% merasa takut bahwa serangan seperti itu dapat terjadi lagi. Menurut survei, perempuan dan anggota parlemen yang berkampanye untuk referendum kedua menghadapi ancaman paling besar.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version