TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menamai sebuah lokasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah dengan nama Presiden AS Donald Trump, yang secara ilegal mengakui itu sebagai wilayah rezim Tel Aviv.
Pada awal pertemuan kabinet mingguan Ahad (12/5/2019), Netanyahu mengatakan dia telah memilih situs untuk pemukiman baru yang dinamai pemimpin AS pro-Israel tersebut.
"Saya berjanji bahwa kita akan membangun sebuah komunitas yang diberi nama Presiden Trump," katanya. "Saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami telah memilih situs di Dataran Tinggi Golan tempat komunitas baru ini akan didirikan, dan kami telah memulai prosesnya."
Perdana menteri Israel itu mengatakan dia akan mengajukan rencana baru untuk persetujuan kabinet setelah menjabat kembali setelah pemilihan umum bulan lalu.
Dalam langkah yang sangat provokatif pada 25 Maret, presiden AS menandatangani proklamasi yang mengakui "kedaulatan" Israel atas wilayah Suriah.
Damaskus sangat mengutuk tindakan itu dan menyebutnya sebagai "serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah" Suriah.
Pada tahun 1967, Israel melancarkan perang skala penuh di wilayah-wilayah Arab, di mana mereka menduduki petak besar Golan dan mencaploknya pada tahun 1981, sebuah langkah yang dikutuk oleh komunitas internasional. Suriah telah berulang kali menegaskan kembali kedaulatannya atas Dataran Tinggi, dengan mengatakan wilayah itu harus sepenuhnya dikembalikan ke kendalinya.
Hadiah Trump untuk Israel atas Golan menyusul pengakuannya atas Al-Quds Yerusalem sebagai ibu kota rezim Israel.
AS telah memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke al-Quds Yerusalem, yang oleh Palestina dianggap sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.
Israel dilaporkan berencana untuk juga memberi nama stasiun kereta api di dekat Tembok Barat Al-Quds Yerusalem dengan nama Trump. (st/ptv)