RIYADH (voa-islam.com) - Raja Arab Saudi Raja Salman, Kamis kemarin (30/5/2019) menyampaikan retorika melawan musuh bebuyutannya Iran. Raja Salman menyerukan negara-negara Teluk Teluk untuk menghadapi tindakan "kriminal" Iran setelah serangkaian serangan memicu kekhawatiran regional.
Pernyataan raja pada awal KTT darurat Teluk di kota suci Mekkah itu datang sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan Iran hampir pasti berada di balik sabotase bulan ini atas empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, di luar pantai UAE. Namun Teheran telah menolak tuduhan tersebut.
Sementara itu, pemberontak Yaman yang berpihak di Iran telah meningkatkan serangan pesawat tak berawak ke kerajaan - salah satunya mengakibatkan penghentian sementara pipa minyak utama.
"Campur tangan rezim Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan itu, pengembangan program nuklir dan rudal, dan ancamannya terhadap kebebasan pengiriman internasional adalah ancaman bagi pasokan minyak global," kata raja Saudi pada pertemuan para pemimpin Teluk Arab di Mekkah.
"Tindakan kriminal baru-baru ini mengharuskan kita semua bekerja serius untuk menjaga keamanan negara-negara GCC [Dewan Kerjasama Teluk]," raja menambahkan, merujuk pada serangan baru-baru ini terhadap instalasi minyak Teluk.
Arab Saudi sendiri menjadi tuan rumah KTT darurat negara Teluk dan Arab serta pertemuan para kepala negara dari negara-negara Islam.
Perdana menteri Qatar, emir Kuwait dan putra mahkota Abu Dhabi adalah di antara para pemimpin yang hadir dalam pembicaraan itu, yang juga dihadiri oleh penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Riyadh menyerukan pembicaraan untuk membahas pertikaian dengan Iran dan cara-cara mengisolasi Teheran di tengah kekhawatiran konfrontasi militer.
Menjelang perundingan, Riyadh mengecam apa yang disebutnya campur tangan Iran di seluruh wilayah dan menuntut ketegasan atas serangan terhadap kapal tanker dan pipa minyak Teluk.[fq/voa-islam.com]