KHARTOUM (voa-islam.com) - Korban tewas dari tindakan keras pemerintah terhadap pengunjuk rasa di ibukota Sudan telah mencapai 113 orang, Komite Sentral Dokter Sudan mengatakan Jumat hari ini (7/6/2019).
''Karena pemotongan internet dan tekanan pada dokter, kami baru saja menerima informasi sejak Rabu tentang mereka yang kehilangan nyawa. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 113, termasuk empat di Port Sudan dan satu di Khartoum, karena peluru-peluru milisi Cancavit dan Dewan Militer Transisi, '' kata komite dalam sebuah pernyataan.
Namun Kementerian kesehatan negara itu,mengatakan jumlah kematian hany mencapai 61.
"Sejak hari pertama peristiwa itu, jumlah mayat yang dikirim ke rumah sakit telah mencapai 61," kata Wakil Menteri Kesehatan Sudan, Solaiman Abdul Jabbar, menurut Kantor Berita Sudan.
Pasukan pemerintah di Khartoum terlibat dalam penumpasan kekerasan sejak Senin pagi ketika mereka membubarkan aksi duduk oleh para pemrotes pro-demokrasi di luar markas militer.
Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Daglo, pemimpin RSF dan wakil ketua Dewan Militer Transisi (TMC) yang berkuasa, telah membantah keterlibatan pasukannya dalam pembunuhan itu, mengatakan bahwa pasukan tak dikenal yang mengenakan seragam RSF bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Sudan tetap dalam gejolak sejak 11 April, ketika militer mengumumkan "pemecatan" Presiden Omar al-Bashir setelah berbulan-bulan aksi protes rakyat terhadap kekuasaannya selama 30 tahun.
TMC sekarang mengawasi "periode transisi" dua tahun di mana mereka berjanji untuk mengadakan pemilihan presiden.
Demonstran, bagaimanapun, tetap dengan tuntutan agar TMC menyerahkan kekuasaan secepat mungkin kepada otoritas sipil.[fq/voa-islam.com]