View Full Version
Kamis, 13 Jun 2019

Rusia dan Rezim Suriah Mulai Kembali Bombardir Idlib Setelah Pengumuman Gencatan Senjata

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) -Rusia dan rezim Suriah memulai kembali bombardir dengan roket dan serangan udara intensif pada Rabu (12/6/2019) malam di provinsi utara Idlib, meskipun Moskow telah mengumumkan perjanjian gencatan senjata dengan Turki hanya beberapa jam sebelumnya.

Gencatan senjata bertujuan untuk mengakhiri kampanye intensif roket dan serangan udara selama berminggu-minggu oleh rezim dan pasukan Rusia terhadap daerah yang dikuasai oposisi di negara itu, yang menampung sekitar 3 juta warga sipil Suriah.

Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa pasukan rezim Suriah, didukung oleh pesawat-pesawat tempur Rusia, meluncurkan kampanye yang totalnya berjumlah 40 serangan udara di kota-kota dan desa-desa di pedesaan Idlib selatan, serta di bagian utara provinsi Hama yang berdekatan.

Pasukan Suriah dan Rusia juga menjatuhkan lebih dari 50 bom barel di kota-kota di Idlib dan Hama. Bom barel yang sangat merusak biasanya dibuat dari drum minyak, tangki bahan bakar atau tabung gas yang diisi dengan bahan peledak TNT, pecahan logam atau bahkan bahan kimia dan dijatuhkan dari helikopter.

Amnesty International mengatakan bom barel rezim teroris Assad diperkirakan telah menewaskan lebih dari 11.000 warga sipil di Suriah sejak 2012.

Bentrokan sengit dan penembakan hebat juga pecah di lapangan antara rezim dan pasukan oposisi, ketika pejuang oposisi berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas kota Qasabiya di Idlib selatan.

Idlib, wilayah utama terakhir Suriah di luar kendali rezim, telah menghadapi pemboman brutal rezim dalam beberapa pekan terakhir, meskipun kesepakatan zona penyangga berusia berbulan-bulan.

Rusia mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka dan Turki, yang mendukung oposisi Suriah, telah menjadi perantara gencatan senjata baru untuk provinsi yang dilanda perang.

"Atas prakarsa Rusia, dengan mediasi Turki dan Rusia, perjanjian gencatan senjata diselesaikan di zona de-eskalasi Idlib pada tengah malam pada 12 Juni," Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah mengklaim dalam sebuah pernyataan Rabu malam.

"Akibatnya, pengurangan signifikan telah diamati dalam jumlah pemboman oleh kelompok-kelompok ilegal," sesumbar pusat itu, yang dioperasikan oleh angkatan bersenjata Rusia.

Namun, tidak ada gencatan senjata seperti itu yang mulai berlaku, yang berisiko dimulainya kembali kampanye berdarah rezim terhadap warga sipil.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan pada hari Senin bahwa 25 warga sipil termasuk tujuh anak-anak telah tewas dalam serangan baru-baru ini, dengan lebih dari 360 warga sipil tewas sejak akhir April.

Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan jutaan orang terlantar sejak dimulai pada tahun 2011 dengan penindasan protes anti-pemerintah.

Rusia meluncurkan intervensi militer untuk mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang hampir keok pada 2015, membantu pasukannya untuk merebut kembali sebagian besar negara itu dari para pejuang oposisi. (st/TNA)


latestnews

View Full Version