TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Lusinan tahanan Palestina melakukan mogok makan di sebuah penjara di wilayah pendudukan sebagai protes atas kondisi penjara yang keras.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengatakan pada hari Ahad (16/6/2019) bahwa setidaknya 50 tahanan menolak untuk makan di sebuah penjara di kota Ashkelon selatan.
Komisi menganggap otoritas Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas segala eskalasi situasi di penjara.
"Semua tindakan dilakukan atas perintah Yaakov Shalom, sipir penjara, yang membuat ancaman terhadap para tahanan untuk memprovokasi dan memeras mereka," katanya.
Para tahanan Palestina yang mogok juga menuntut agar para pejabat Israel membatalkan tindakan hukuman yang diberlakukan setelah bulan suci Ramadhan hampir dua bulan lalu. Sejak itu, pihak berwenang Israel telah sering melanggar kebebasan beragama dengan mencegah para narapidana melakukan ibadah dan mengadakan shalat jamaah.
Para tahanan juga telah mengalami perlakuan merendahkan martabat dan telah berulang kali diserang selama beberapa bulan terakhir.
Lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan tahanan tampaknya telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif, sebuah kebijakan di mana tahanan Palestina disimpan di fasilitas penahanan Israel tanpa pengadilan atau tuntutan. Beberapa tahanan Palestina telah ditahan di tahanan administratif hingga 11 tahun.
Bulan lalu, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa Israel telah menangkap sekitar 16.500 anak-anak Palestina sejak pecahnya Intifada Kedua (pemberontakan) pada akhir tahun 2000.
Narapidana Palestina secara teratur melakukan mogok makan sebagai protes atas kebijakan penahanan administratif dan kondisi buruk di penjara-penjara Israel. (st/ptv)