View Full Version
Selasa, 18 Jun 2019

Mesir Perintahkan Pasukan Keamanan Siaga Penuh Menyusul Meniggalnya Mursi

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Kementerian dalam negeri Mesir pada hari Senin (17/6/2019) menempatkan pasukannya dalam siaga penuh, setelah kematian presiden terguling Mesir Muhammad Mursi.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan bahwa mereka telah "melakukan tinjauan penuh atas rencananya, dan mengerahkan ribuan patroli dan pos-pos pemeriksaan di seluruh negeri, dan mengumumkan peringatan penuh di semua direktorat dan sektor keamanan".

Pernyataan itu mengatakan bahwa semua cuti untuk anggota petugas keamanan telah dibatalkan dan bahwa keamanan telah ditingkatkan di hotel dan fasilitas umum.

Protes kemungkinan akan terjadi di Mesir setelah kematian Mursi, yang berkuasa setelah pemilihan presiden demokratis pertama negara itu pada 2012 tetapi digulingkan dalam kudeta militer yang dipimpin panglima angkatan bersenjata Marsekal Abdel Fattah Al-Sisi pada tahun berikutnya.

Kudeta tersebut membuka jalan bagi Abdel Fattah al-Sisi untuk mengambil alih kekuasaan dan menjadi presiden Mesir hingga kini.

Kementerian dalam negeri juga mengatakan siap melakukan "serangan pre-emptive terhadap unsur-unsur teroris", dalam apa yang tampaknya menjadi referensi ke organisasi Ikhwanul Muslimin, yang Mursi merupakan anggotanya.

Ikhwanul Muslimin dilarang dan dinyatakan sebagai organisasi teroris pada Desember 2013 oleh pemerintah pasca-kudeta Mesir, enam bulan setelah Mursi digulingkan.

Mursi, yang berusia 67 tahun, meninggal pada hari Senin saat berpidato di pengadilan, lapor televisi pemerintah Mesir.

"Dia berbicara di depan hakim selama 20 menit lalu menjadi sangat bersemangat dan pingsan. Dia segera dilarikan ke rumah sakit tempat dia kemudian meninggal," klaim sumber pengadilan kepada AFP.

Mursi telah menderita sejumlah masalah kesehatan sebelum kematiannya, termasuk diabetes dan penyakit ginjal.

Pada bulan Maret tahun ini, sebuah panel independen anggota parlemen Inggris melaporkan bahwa Mursi ditahan di sel isolasi selama 23 jam sehari dan dilarang mendapatkan perawatan medis dasar, yang "dapat menyebabkan kematian prematur".

Dalam penampilan pengadilan sebelumnya, Mursi juga mengatakan bahwa ia sengaja dibiarkan mati dan kehilangan kesadaran beberapa kali dalam satu pekan.

Mursi diadili atas sejumlah tuduhan, termasuk kolaborasi dengan kelompok Palestina Hamas dan kelompok Syi'ah Libanon Hizbullata.

Tuduhan itu secara luas dianggap palsu dan dipolitisasi. Pemerintah Mesir saat ini memiliki kontak dengan Hamas dan menjadi penengah di antara mereka dan Israel.

Nile News TV Mesir mengatakan bahwa "jenazah Mursi telah dipindahkan ke rumah sakit dan prosedur yang diperlukan sedang berlangsung".

Sejak Sisi mengambil kendali setelah menggulingkan Mursi, pihak berwenang Mesir telah melakukan tindakan brutal lagi keras terhadap mereka yang berseberangan dan anggota Ikhwanul Muslimin.

Pengadilan Mesir telah menjatuhkan hukuman mati atau hukuman penjara yang panjang kepada ribuan orang setelah pengadilan massal yang cepat, termasuk Mursi dan beberapa pemimpin gerakan Ikhwanul.

Banyak yang mengajukan banding dan memenangkan pengadilan ulang tetapi 26 eksekusi telah dilakukan. (st/TNA)


latestnews

View Full Version