View Full Version
Ahad, 23 Jun 2019

Myanmar Putus Saluran Internet di Negara Bagian Rakhine

YANGON (voa-islam.com) - Myanmar memutus layanan Internet di negara bagian Rakhine, kata seorang pejabat pada hari Jumat lalu, ketika pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak etnis Buddha meningkat selama beberapa bulan terakhir.

Kementerian Transportasi dan Komunikasi mengarahkan semua penyedia layanan seluler untuk sementara waktu memblokir akses Internet di delapan kota kecil di negara bagian Rakhine utara dan satu di negara bagian Chin yang berdekatan, dengan larangan itu diberlakukan Kamis malam, menurut sekretaris tetap Soe Thein.

Dia mengatakan alasan utama penutupan Internet adalah untuk mencegah layanan dari "penyalahgunaan" oleh kelompok pemberontak Arakan Army (AA) - kelompok etnis yang mayoritas beragama Budha memperebutkan otonomi yang lebih besar di wilayah tersebut.

Pemerintah Myanmar menuduh kelompok pemberontak itu mempromosikan propaganda dan informasi yang salah secara online.

"Larangan itu untuk menjaga stabilitas dan hukum dan ketertiban di daerah-daerah ini," kata Soe Thein kepada Anadolu Agency melalui telepon.

Menurut dia, larangan itu sesuai dengan pasal 77 UU Telekomunikasi Myanmar yang memberikan kementerian, dengan persetujuan pemerintah pusat, untuk sementara menangguhkan layanan ketika situasi mendesak.

"Namun, itu tidak termasuk layanan suara dan SMS," katanya, sambil menolak untuk mengomentari kapan larangan akan dicabut.

Khin Saw Wei, seorang anggota parlemen regional, menyuarakan keprihatinan atas larangan itu, dan mengatakan hal  mengingatkannya pada taktik mantan rezim militer untuk menindak etnis minoritas di masa lalu.

“Kami telah melihat betapa brutalnya tindakan militer terhadap pemberontak etnis dan minoritas lainnya di masa lalu. Jadi ini situasi yang mengkhawatirkan, ”katanya melalui saluran telepon, Jumat lalu.

Dia meminta pemerintah untuk segera mencabut larangan itu sehingga orang punya hak untuk informasi tentang bentrokan di daerah ini.

"Ini akan mempengaruhi semua sektor termasuk bisnis dan kehidupan sosial," katanya kepada Anadolu Agency.

Telenor Myanmar, salah satu penyedia layanan seluler di Myanmar, mengatakan pihaknya telah meminta klarifikasi lebih lanjut tentang alasan penutupan tersebut dan menekankan bahwa kebebasan berekspresi melalui akses ke layanan telekomunikasi harus dipertahankan untuk tujuan kemanusiaan, terutama selama masa konflik.

Bagian utara negara bagian Rakhine telah menyaksikan pertempuran bersenjata antara militer dan Tentara Arakan setiap hari sejak kelompok itu melancarkan serangan yang disinkronkan terhadap pos-pos polisi pada bulan Januari yang, menewaskan 13 perwira.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version