View Full Version
Selasa, 25 Jun 2019

Pasukan Keamanan Sudan Gunakan Kekerasan untuk Bubarkan Protes Mahasiswa di Khartoum

KHARTOSUDAN (voa-islam.com) - Pasukan keamanan Sudan menggunakan kekerasan untuk membubarkan protes di Khartoum pada hari Senin (24/6/2019) oleh puluhan mahasiswa yang menuntut dewan militer yang menggulingkan mantan presiden Omar Al-Bashir menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil, lapor Reuters.

Para demonstran meneriakkan "sipil, sipil" ketika mereka berkumpul di depan Universitas Ribat Nasional di lingkungan Burri dekat kementerian pertahanan, tetapi pasukan keamanan dengan cepat mengejar mereka dan memukuli mereka dengan tongkat, kata seorang saksi mata Reuters.

Beberapa protes telah terjadi pada malam hari di Khartoum dan ibukota negara bagian lainnya sejak pasukan keamanan menyerbu tempat duduk di luar Kementerian Pertahanan pada 3 Juni, menewaskan seratusan orang lebih. Tetapi hari Senin adalah demonstrasi pertama di Khartoum yang diadakan pada siang hari.

Pembicaraan antara militer dan aliansi oposisi runtuh setelah aksi duduk dibubarkan.

Kedua pihak telah berselisih selama berminggu-minggu mengenai apakah warga sipil atau militer akan mengendalikan dewan kedaulatan baru untuk memimpin Sudan ke pemilihan setelah militer menggulingkan dan menahan presiden lama Bashir pada 11 April.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Uni Afrika (AU) telah berusaha menengahi kedua pihak.

Dewan militer pada hari Ahad menolak proposal Ethiopia yang disetujui oleh koalisi oposisi pada hari Sabtu tetapi pada prinsipnya menyetujui rencana AU.

Asosiasi Profesional Sudan, kelompok protes utama negara itu, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin bahwa dewan militer "secara sistematis berusaha untuk merusak keuntungan revolusi dengan menghancurkan kebebasan berekspresi dan dengan keras membubarkan protes yang mereka minta".

Kelompok itu juga mengatakan akan terus meningkatkan protes dan mengorganisir demonstrasi besar pada 30 Juni.

Kekacauan yang berkepanjangan menyangkut kekuatan dunia termasuk Amerika Serikat, yang menjatuhkan sanksi kepada Sudan di bawah Bashir atas dugaan dukungannya bagi kelompok-kelompok militan dan perang saudara di Darfur.

Pihak oposisi menuduh dewan militer memerintahkan pembubaran berdarah aksi duduk damai dan menginginkan penyelidikan internasional. Saksi mata mengatakan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat, yang dipimpin oleh wakil dewan militer, melakukan kekerasan.

Militer mengatakan tindakan keras terhadap penjahat tumpah ke daerah aksi duduk, tetapi beberapa petugas telah ditahan karena dianggap bertanggung jawab. (st/MeMo)


latestnews

View Full Version