View Full Version
Ahad, 30 Jun 2019

Otoritas Palestina Tangkap Pengusaha Tepi Barat Karena Hadiri Konferensi di Bahrain

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com)  - Pasukan keamanan Palestina pada hari Sabtu (29/6/2019) menangkap seorang pengusaha Tepi Barat karena ikut serta dalam konferensi perdamaian yang dipimpin AS pekan ini di Bahrain, yang diboikot Otoritas Palestina (PA), kata satu sumber keamanan Palestina.

Seorang pengusaha Tepi Barat yang menghadiri konferensi "perdamaian" pimpinan-AS yang kontroversial di Bahrain ditangkap oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina pada hari Sabtu (29/6/2019), kata satu sumber keamanan Palestina.

Salah Abu Mayala, seorang pengusaha dari kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel, ditahan karena mengambil bagian dalam KTT itu, yang diboikot oleh semua faksi Palestina, termasuk PA, kata sumber itu kepada AFP tanpa menyebut nama.

Keluarga Abu Mayala, yang berusia 70-an dan memiliki masalah kesehatan, mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang penahanannya.

Sumber keamanan mengatakan Otoritas Palestina telah memutuskan untuk menangkap orang-orang Palestina yang ditemukan telah mengambil bagian dalam konferensi tersebut, di mana menantu mertua Presiden AS Donald Trump Jared Kushner meluncurkan inisiatif Timur Tengah yang telah lama ditunggu-tunggu.

Dihubungi oleh AFP, kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem menolak berkomentar.

Kepemimpinan Palestina, yang telah memboikot Gedung Putih atas serangkaian langkah pro-Israel termasuk mengakui kota Yerusalem yang disengketakan sebagai ibukota Israel, menegaskan solusi politik untuk konflik dengan Israel harus datang sebelum masalah ekonomi.

Tetapi setidaknya tiga warga Palestina ikut serta dalam konferensi Manama, termasuk Abu Mayala dan sesama pengusaha Hebron Ashraf Jabari.

Jabari, yang sedikit dikenal di kalangan warga Palestina tetapi telah berbicara di hadapan para pemukim Yahudi sayap kanan, mengatakan ia melakukan perjalanan ke Bahrain dengan harapan meningkatkan ekonomi wilayah.

Diwawancarai oleh BBC pada konferensi tersebut, Jabari tampak berkeringat dan berulang kali menolak membahas posisi PA.

"Kami tidak datang ke sini untuk berbicara tentang politik. Politik adalah untuk Otoritas Palestina," katanya melalui seorang penerjemah.

Seorang juru bicara presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Sabtu mengecam konferensi tersebut.

"Kegagalan utama lokakarya Manama ... adalah pesan yang jelas bagi Trump dan pemerintahannya bahwa kebijakan ancaman dan intimidasi tidak lagi berhasil," kata Nabil Abu Rudeineh.

Jared Kushner, seorang penasihat Gedung Putih dan menantu Presiden AS Donald Trump mempelopori konferensi kontroversial di Bahrain yang katanya berfokus pada lompatan memulai ekonomi Palestina karena proses perdamaian Timur Tengah membutuhkan pendekatan baru setelah bertahun-tahun kebuntuan di bidang politik.

Kushner yang berusia 38 tahun mengumumkan rencana dalam loka karya pekan lalu yang menyerukan $ 50 miliar dalam investasi selama 10 tahun dan penciptaan 1 juta pekerjaan Palestina dalam apa yang ia sebut sebagai "Peluang Abad ini".

Namun, rencana itu tidak membahas isu-isu inti dari konflik antara Israel dan Palestina: kota suci Yerusalem yang diperebutkan, yang dicari oleh kedua bangsa sebagai ibukota; nasib lebih dari 5 juta pengungsi Palestina dan keturunan mereka, dan perbatasan negara Palestina di masa depan.

Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina Mustafa Barghouti mengatakan bahwa ia percaya itu bukan kesepakatan yang dirancang "untuk perdamaian" dan sebaliknya akan "melegitimasi aneksasi ilegal" Yerusalem, Tepi Barat dan ketinggian Golan.

"Kita tidak bisa memiliki pembangunan ekonomi tanpa bebas," tambahnya.

Rencana 10 tahun itu menyerukan proyek senilai $ 6,3 miliar untuk warga Palestina di Libanon, serta $ 27,5 miliar di Tepi Barat dan Gaza, $ 9,1 miliar di Mesir dan $ 7,4 miliar di Yordania.

Otoritas Palestina dan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung, telah menolak konferensi itu, dengan mengatakan bahwa AS dan Israel berusaha untuk menjerat uang untuk memaksakan penyelesaian politik yang akan menolak hak warga Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Ribuan warga Palestina juga berkumpul di seluruh negeri untuk memprotes konferensi perdamaian Timur Tengah yang dipimpin Gedung Putih di Bahrain. (st/TNA)


latestnews

View Full Version