MUSCAT (voa-islam.com) - Kepala agen mata-mata Israel Mossad mengatakan rezim pendudukan memperbarui hubungan dengan Oman, menambahkan bahwa kantor perwakilan kementerian luar negeri Israel akan dibuka di negara Teluk Arab itu.
Berbicara di Konferensi Herzliya pada hari Senin lalu, Yossi Cohen mengatakan, "Baru-baru ini, pembaruan hubungan formal dengan Oman diumumkan dan pembentukan kantor perwakilan kementerian luar negeri di negara itu."
"Itu hanya ujung yang terlihat dari upaya rahasia yang jauh lebih luas," tambahnya.
Yordania dan Mesir adalah satu-satunya dua negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, laporan menunjukkan bahwa beberapa dari mereka, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, telah memiliki hubungan rahasia dengan Tel Aviv.
"Kami belum memiliki perjanjian damai resmi dengan mereka (negara-negara Arab) tetapi sudah ada komunalitas kepentingan, kerja sama luas dan saluran komunikasi terbuka," kata Cohen.
Israel dan Oman setuju untuk membuka kantor perwakilan perdagangan pada 1990-an, tetapi pada 2000, kesultanan Teluk Arab tersebut menutupnya setelah pecahnya intifada kedua Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Sultan Qaboos Oman di Muscat Oktober tahun lalu. Kunjungan kontroversial itu dirahasiakan sampai setelah perdana menteri Israel kembali ke wilayah pendudukan.
Pada hari Rabu, Oman mengumumkan rencana untuk membuka kedutaan besar di Palestina untuk mendukung rakyat Palestina, yang pertama untuk negara Teluk Arab.
Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior di Organisasi Pembebasan Palestina, menyambut keputusan Muscat, dengan mengatakan "Saya berharap kedutaan akan membantu dalam mendidik pemerintah Oman tentang sifat sebenarnya dari pendudukan Israel."
Dia, bagaimanapun, memperingatkan Oman agar tidak menggunakan misinya untuk menjalin hubungan formal dengan Tel Aviv, dengan mengatakan, "Jika ini memiliki harga politik yang melekat maka tentu akan ada konsekuensi."[fq/voa-islam.com]