View Full Version
Selasa, 09 Jul 2019

Mesir Tangkap 6 Orang Karena Menjadi Mata-mata untuk Iran

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mahkamah Pidana Keamanan Negara Tertinggi Mesir memvonis enam orang dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Iran, Middle East Monitor melaporkan hari Selasa (9/7/2019).

Pengadilan telah menjatuhkan hukuman penjara antara 15 hingga 25 tahun, denda $ 30.000 dan penyitaan komputer dan telepon mereka. Profesor Al-Azhar Mesir Alaa Moawad, yang hadir di persidangan pada hari Ahad, dituduh merusak kepentingan nasional Mesir dan menerima uang untuk menyebarkan agama Syi'ah Iran di negara Sunni Mesir dengan meluncurkan sebuah situs web, menerbitkan publikasi, dan menarik rekrutan.

Lima terdakwa yang tersisa, yang adalah warga Iran, diadili secara in absentia.

Hukuman itu dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, sekutu utama Mesir, yang berusaha memaksa Teheran untuk menegosiasikan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan memperketat sanksi terhadap negara tersebut.

Sebagai tanggapan, Iran mengatakan pada akhir pekan bahwa negara itu siap untuk memperkaya uranium pada tingkat apa pun dan dalam jumlah berapa pun, menurut Reuters.

Ketegangan antara kedua negara sedang berlangsung. Pada Juni, Iran dituduh menyerang kapal tanker minyak di Teluk Oman dan kemudian menembak jatuh pesawat tak berawak AS yang dilaporkan diluncurkan dari wilayah UEA. Teheran tidak mau mengakui menargetkan tanker tersebut.

Pada saat itu Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, juga sekutu utama AS dan Mesir, menyatakan bahwa Inggris akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan AS dalam aksi militer potensial melawan Iran.

Kemudian pekan lalu Iran memanggil duta besar Inggris setelah Marinir Kerajaan Inggris menangkap sebuah supertanker Iran di lepas pantai Gibraltar yang diduga membawa minyak ke Suriah sebagai pelanggaran terhadap sanksi terhadap Bashar Al-Assad.

Hubungan Iran-Mesir juga tegang karena dukungan Mesir untuk koalisi pimpinan Saudi melawan pemberontak Syi'ah Houtsi di Yaman, yang Riyadh tuduh dipersenjatai Iran.

Bulan lalu Mesir mengatakan negara itu berdiri di belakang Arab Saudi menyusul serangan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi yang melukai lebih dari 20 orang di bandara sipil di kerajaan itu.

Kairo telah bergabung dengan Washington dalam menyerukan kepada pemberontak Syi'ah Houtsi untuk menghentikan serangan dan mengatakan akan "menentang segala upaya untuk menargetkan kerajaan." (st/MeMo)


latestnews

View Full Version