BENGHAZI (voa-islam.com) - Setidaknya empat orang tewas dan 33 lainnya cedera ketika dua bom mobil meledak di pemakaman seorang mantan komandan pasukan khusus di kota Benghazi, Libya timur.
Mereka yang tewas dalam ledakan hari Kamis kemarin termasuk dua warga sipil dan dua tentara, sementara tentara, polisi, dan warga sipil termasuk di antara yang terluka, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tarek el-Kharraz kepada The Associated Press.
Beberapa tokoh senior Tentara Nasional Libya (LNA), termasuk kepala pasukan khusus saat ini Wanis Bukhamada, menghadiri upacara pemakaman ketika ledakan terjadi, tetapi tidak ada pemimpin militer yang terbunuh atau terluka, kata Kharraz.
Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera, melaporkan dari ibukota, Tripoli, mengutip sumber-sumber medis di Benghazi yang mengatakan jumlah korban tewas bisa meningkat, dengan banyak dari mereka yang terluka dalam kondisi kritis.
Kolonel Khalifa Alobiedi, seorang insinyur militer yang berada di lokasi bom, mengatakan temuan awal menunjukkan serangan itu disebabkan oleh dua mobil bermuatan bom. Dia menunjuk ke dua kendaraan yang terbakar berjarak sekitar 10 meter.
Belum ada yang mengklaim tanggung jawab langsung terkait insiden itu.
Tak lama setelah ledakan, Khalifa Haftar memerintahkan penyelidikan atas serangan itu.
Menurut Kharraz, pemerintah berbasis di timur baru-baru ini menangkap sekelompok kolaborator di dalam Benghazi yang berhubungan dengan milisi yang berbasis di Tripoli. Selama interogasi, mereka mengakui ada sel kolaborator lain di dalam markas LNA.
Pasukan Haftar telah memerangi milisi saingan sejak April dalam upaya untuk merebut kendali Tripoli dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional.
Pertempuran telah menewaskan lebih dari 1.000 orang sejak meletus, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk setidaknya 106 warga sipil.[fq/voa-islam.com]