View Full Version
Sabtu, 13 Jul 2019

NATO: Seorang Perwira Militer AS Tewas di Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Seorang perwira militer AS telah tewas di Afghanistan, aliansi militer NATO yang disebut misi  Dukungan Tegas di negara itu telah diumumkan tanpa menyebutkan rincian lebih lanjut.

Kematian prajurit yang tidak disebutkan namanya itu pada hari Sabtu (12/7/2019) membuat jumlah anggota layanan AS yang tewas sejauh ini di Afghanistan menjadi 10, menurut laporan pers setempat.

Hampir 20.000 tentara asing - kebanyakan dari mereka orang Amerika - tetap berada di negara yang dilanda perang sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk konon "melatih, membantu dan memberi nasihat" pasukan militer Afghanistan.

AS dan sekutunya menyerbu Afghanistan dengan kedok perang melawan teror untuk menggulingkan kelompok Taliban yang sekarang mereka sedang jadikan mitra negosiasi. Sekitar 18 tahun kemudian, perlawanan bersenjata mengamuk di seluruh negeri terutama oleh Taliban, yang sekarang mengendalikan lebih banyak wilayah Afghanistan daripada kapan pun sejak digulingkan pada tahun 2001.

Beberapa pasukan AS di Afghanistan terlibat dalam apa yang digambarkan Washington sebagai "operasi kontra-terorisme (baca: jihadis)" terhadap kelompok-kelompok bersenjata di negara itu.

Setidaknya 2.300 pasukan Amerika juga telah terbunuh dan lebih dari 20.400 terluka di negara itu selama perang 18 tahun di sana.

Pada Juni, Pentagon mengumumkan kematian dua perwira Angkatan Darat di provinsi Uruzgan Afghanistan selama operasi tempur.

Serangan itu terjadi ketika Amerika Serikat terus menegosiasikan kesepakatan damai dengan kelompok militan Taliban, yang terus menargetkan pasukan keamanan Afghanistan.

Pekan lalu, utusan khusus AS untuk "pembicaraan damai" dengan Taliban Zalmay Khalilzad menggambarkan putaran terakhir perundingan yang diadakan di negara Teluk Persia Qatar sebagai "sesi paling produktif."

"Masih ada pekerjaan penting yang masih harus dilakukan sebelum kita memiliki perjanjian," Khalilzad menulis dalam pesan Twitter Sabtu lalu, lebih lanjut mengklaim bahwa kemajuan substantif telah dibuat pada semua bagian dari perjanjian damai.

Diplomat AS kelahiran Afghanistan tersebut, yang telah bernegosiasi sejak tahun lalu dengan kelompok Taliban, berniat untuk mengamankan penyelesaian politik dengan Taliban, yang baru-baru ini mengintensifkan serangan mereka di ibukota Kabul dan di tempat lain di negara ini.

Kedua pihak ingin menempa rencana penarikan pasukan militer asing pimpinan AS dengan imbalan jaminan oleh Taliban bahwa mereka tidak akan menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap AS dan sekutunya. (st/ptv)


latestnews

View Full Version