View Full Version
Jum'at, 19 Jul 2019

AS AKan Kirim 500 Pasukan ke Arab Saudi Saat Ketegangan Meningkat dengan Iran

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Ratusan tentara Amerika akan dikirim ke Arab Saudi, ketika ketegangan dengan kekuatan regional Iran meningkat, menurut laporan media pada hari Rabu (17/7/2019).

Lima ratus tentara akan dikerahkan ke Pangkalan Udara Pangeran Sultan di timur Riyadh, dua pejabat pertahanan mengatakan kepada CNN, di mana mereka akan bergabung dengan sejumlah personel lain yang menjaga sistem rudal Patriot dan membantu memperbaiki lapangan udara.

Kongres telah diberitahu tentang penyebaran itu, menurut kantor penyiaran tersebut, dengan citra satelit pada Juni menunjukkan personil Amerika bergerak ke lapangan terbang menjelang penyebaran pasukan yang lebih besar.

Jet stealth F-22 dan jet tempur lainnya akan dikerahkan ke lapangan udara, menurut CNN.

"Sebuah perkemahan kecil dan peralatan konstruksi muncul di ujung landasan pacu pada tanggal 27 Juni, menunjukkan bahwa perbaikan sudah berlangsung. Perkemahan di sebelah timur landasan pacu adalah khas dari skuadron teknik Angkatan Udara yang dikerahkan di luar negeri," Jeffrey Lewis, direktur Proyek Nonproliferasi Asia Timur di Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey mengatakan kepada penyiar.

AS ingin pasukannya dikerahkan ke lapangan udara di gurun Saudi, karena para pejabat pertahanan percaya bahwa akan lebih sulit bagi Iran untuk menargetkan daerah-daerah terpencil dengan misil-misilnya.

Bulan lalu, AS mengumumkan akan mengirim seribu tentara ke Timur Tengah, setelah ketegangan dengan Iran meningkat setelah serangkaian serangan terhadap pengiriman di wilayah Teluk yang dipersalahkan pada Teheran.

Mengirim pasukan ke Arab Saudi kontroversial untuk kedua belah pihak. Anggota parlemen AS memberi tekanan pada Trump untuk menunda hubungan militer dengan Riyadh, setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul Oktober lalu.

Pembunuhannya telah disalahkan pada Putra Mahkota Mohammed bin Salman oleh beberapa orang, termasuk dalam dugaan laporan CIA.

Kampanye militer Arab Saudi di Yaman juga membuat Trump menghadapi kritik atas peran Washington dalam perang tersebut.

Pengerahan besar pasukan Amerika ke Arab Saudi setelah invasi Irak ke Kuwait pada 1990 juga terbukti kontroversial di kerajaan itu. (st/TNA)


latestnews

View Full Version