View Full Version
Senin, 22 Jul 2019

Israel mulai Hancurkan Rumah-rumah Palestina di Pinggiran Yerusalem

TEL AVIV (voa-islam.com) - Pasukan Israel mulai menghancurkan rumah-rumah di pinggiran Yerusalem Timur yang diduduki al-Quds, meskipun ada kecaman internasional dan protes massa.

Ratusan tentara dan polisi Israel menyerbu Sur Baher pada Senin pagi tadi dan menyatakan desa itu sebagai zona militer, dan melarang wartawan masuk.

"Sejak pukul 2 pagi mereka telah mengevakuasi orang-orang dari rumah dengan paksa dan mereka telah mulai menanam bahan peledak di rumah yang ingin mereka hancurkan," kata Hamada Hamada, seorang pemimpin masyarakat di Sur Baher.

Aktivis Palestina dan internasional, yang mencoba menghentikan pembongkaran, hadir di lokasi dan memfilmkan dan memotret kejadian tersebut.

Adnan Gheith, gubernur Palestina Yerusalem al-Quds, mengkritik penghancuran dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Sebelumnya pada bulan Juni, pengadilan tertinggi Israel menolak petisi oleh pemiliknya untuk membatalkan pembongkaran. Batas waktu bagi warga untuk meninggalkan rumah berakhir pada hari Jumat.

Israel mengklaim pemiliknya gagal mendapatkan "izin membangun" dari rezim.

Penduduk, bagaimanapun, mengatakan mereka tidak memerlukan izin Israel untuk membangun rumah mereka karena mereka telah menerima persetujuan dari Otoritas Palestina, yang ditugaskan untuk menjalankan urusan Tepi Barat.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina pada hari Ahad meminta Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk meluncurkan penyelidikan ke dalam pembongkaran massal rezim Israel di lingkungan tersebut.

Kementerian itu juga mengatakan keputusan pengadilan tinggi Israel "membuktikan bahwa peradilan Israel adalah bagian dari pola pikir kolonial Israel dan tidak ada hubungannya dengan hukum, tetapi memberikan perlindungan dan perlindungan terhadap kejahatan dan pelanggaran penjajah."

PBB, yang mengakui Yerusalem al-Quds sebagai wilayah pendudukan, telah mendesak Israel untuk menghentikan pembongkaran.

"Kelanjutan kebijakan ini merusak kelangsungan solusi dua negara dan prospek perdamaian abadi," kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.[fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version