WASHINGTON (voa-islam.com) - Orang-orang Yahudi, Afrika-Amerika, dan Arab mengalami peningkatan dalam kejahatan rasial dan insiden bias rasial.
Untuk tahun kelima berturut-turut, kejahatan rasial meningkat sembilan persen di Amerika Serikat tahun lalu, bahkan ketika keseluruhan kejahatan merosot, menurut sebuah laporan terbaru.
Laporan Santa Barbara dari Universitas California di Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme (CSHE), yang diterbitkan pada hari Selasa, mencatat bahwa kelompok yang paling ditargetkan termasuk orang Afrika-Amerika, Yahudi, dan anggota komunitas LGBTQ.
Temuan CSHE didasarkan pada serangkaian serangan kekerasan, beberapa di antaranya mematikan.
Menyurvei 30 kota di seluruh AS, laporan itu juga menemukan bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh supremasi kulit putih meningkat, mencapai 17, meskipun jumlah keseluruhan pembunuhan ekstremis menurun.
Laporan tersebut menemukan bahwa 70 persen dari departemen kepolisian yang disurvei melaporkan peningkatan kejahatan rasial, dan data sebagian dari 2019 menunjukkan peningkatan kejahatan rasial sedang berlangsung.
Individu transgender ditargetkan setidaknya 26 kali, tambah laporan itu.
November lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) merilis penghitungan kejahatan rasial tahunan untuk 2017, mencatat kenaikan 17 persen bila dibandingkan dengan 2016.
Dari lebih 7.000 insiden yang tercatat, FBI mencatat bahwa lebih dari 4.000 orang menjadi target, sementara lebih dari 3.000 termasuk contoh vandalisme, pembakaran dan perampokan.
Penghitungan FBI termasuk hampir dua kali lipat insiden bias menargetkan Arab Amerika, lonjakan tajam dalam kejahatan kebencian anti-Semit, dan peningkatan 15,8 persen dalam insiden yang melibatkan serangan pada individu karena orientasi seksual mereka.[aa/fq/voa-islam.com]