UNI EMIRAT ARAB (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Urusan Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash mengatakan negara Teluk Persia itu telah memindahkan pasukannya di kota pelabuhan Hudaydah Yaman.
Gargash mentweetd pada hari Jum'at (2/8/2019) bahwa penempatan kembali itu adalah "hasil dari dialog yang luas" di Arab Saudi, yang telah melancarkan perang terhadap Yaman sejak Maret 2015.
Arab Saudi dan UEA bertekad untuk menghindari konfrontasi dengan Iran, katanya, seraya menambahkan kedua sekutu Arab itu telah menyetujui strategi untuk fase selanjutnya di Yaman.
Pernyataan itu muncul kurang dari sebulan setelah Uni Emirat Arab mengumumkan "pemindahan strategis" dari Hodaida dan mundur lebih terbatas di tempat lain di Yaman.
Seorang pejabat senior UEA, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan negara itu bergerak dari strategi "militer pertama" ke "damai pertama".
"Kami memang memiliki tingkat pasukan yang turun karena alasan yang strategis di Hodeida dan alasan yang taktis" di bagian lain Yaman, katanya.
The New York Times melaporkan pada bulan Juli bahwa UEA telah menarik sebagian besar pasukannya dari "rawa" Yaman dalam keputusan "menyelamatkan muka" yang telah sangat mengecewakan sekutunya Saudi.
Pernyataan itu mengutip para diplomat Barat dan Arab yang mengatakan bahwa UEA "sebagian besar didorong oleh keinginan mereka untuk keluar dari perang yang biayanya terlalu tinggi, bahkan jika itu berarti membuat marah sekutu mereka Saudi."
Pada hari Kamis, New York Times juga mengungkapkan bahwa UEA telah menarik diri dari Yaman karena telah sampai pada kesimpulan bahwa perang itu "tidak dapat dimenangkan."
Arab Saudi melancarkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015 dalam upaya untuk mengembalikan predisen Abdu Rabbo Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan dan menghilangkan pemberontak Syi'ah Houtsi, yang telah merebut sebagian besar negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut.
UAE telah menyediakan senjata, dana, pelatihan untuk sedikitnya 5.000 tentara dalam perang berdarah di Yaman. (st/ptv)