View Full Version
Senin, 05 Aug 2019

Retorika Trump Disalahkan Sebagai Penyebab 2 Penembakan Massal di AS

WASHINGTON (voa-islam.com) - Dua penembakan massal yang menewaskan 29 orang dalam waktu kurang dari 24 jam di Amerika Serikat telah memicu perdebatan mengenai apakah sebagian etorika Presiden Donald Trump harus disalahkan atas kekerasan senjata yang meningkat.

Serangan pertama terjadi pada Sabtu pagi di kota perbatasan El Paso di Texas, di mana seorang pria bersenjata menewaskan 20 orang di sebuah toko Walmart sebelum menyerah kepada polisi.

Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan serangan senjata itu tampaknya merupakan kejahatan rasial, dan polisi mengutip "manifesto" yang mereka kaitkan dengan tersangka, Patrick Crusius yang berusia 21 tahun, sebagai bukti bahwa pertumpahan darah itu bermotivasi ras.

Pernyataan empat halaman yang diposting di papan pesan online dan diyakini telah ditulis oleh tersangka, menyebut serangan Walmart sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas.

Serangan kedua, seorang pria bersenjata yang mengenakan baju anti peluru melepaskan tembakan di sebuah distrik pusat Dayton, Ohio, Minggu pagi, menewaskan sembilan orang dan melukai sedikitnya 27 lainnya.

Tersangka penyerang ditembak mati oleh petugas yang menanganinya.

Asisten Kepala Polisi Matt Carper mengidentifikasi tersangka sebagai Connor Betts yang berusia 24 tahun, seorang lelaki kulit putih dari Bellbrook, Ohio, dan mengatakan saudara perempuannya Megan Betts, 22, termasuk di antara mereka yang terbunuh.

Motif di balik penembakan itu tidak segera jelas.

Ketika negara itu terkejut dengan kekerasan senjata terbaru, Trump memerintahkan agar bendera dikibarkan setengah tiang selama lima hari. Dia mengatakan kepada wartawan pada hari Ahad bahwa "kebencian tidak memiliki tempat di negara kita", tetapi juga menyalahkan penyakit mental atas kekerasan tersebut.

"Kita harus menghentikannya. Ini telah berlangsung bertahun-tahun di negara kita," katanya, tanpa menawarkan rincian.

Tetapi kritik mengecam keras Trump, dengan beberapa kandidat presiden dari Partai Demokrat mengatakan bahasa Trump menentang minoritas dan migran mempromosikan perpecahan rasial dan kekerasan.

"Donald Trump bertanggung jawab untuk ini. Dia bertanggung jawab karena dia memicu ketakutan dan kebencian dan kefanatikan," kata Senator Cory Booker, seorang calon presiden dari Partai Demokrat tahun 2020, di State of the Union CNN.

Beto O'Rourke, seorang mantan anggota kongres dari El Paso, mengatakan dia yakin Trump adalah seorang nasionalis kulit putih yang retorika anti-imigrannya memicu perpecahan.

"Mari kita menjadi sangat jelas tentang apa yang menyebabkan ini dan siapa presidennya," kata O'Rourke di CNN. "Dia adalah seorang rasis yang diakui secara terbuka dan mendorong lebih banyak rasisme di negara ini."

Senator AS Bernie Sanders juga menyalahkan Trump. "Kita harus bersatu sebagai bangsa untuk menolak budaya fanatisme yang berbahaya dan terus berkembang yang didukung oleh Trump dan sekutunya," katanya, Sabtu malam.[aljz/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version