TEXAS (voa-islam.com) - Kemarahan pecah di seluruh Amerika Serikat setelah foto dua polisi kulit putih yang menunggang kuda berjalan dengan seorang pria kulit hitam terborgol dengan seutas tali. Foto yang viral ini dianggap mengingat sejarah panjang kekerasan, perbudakan dan rasisme terhadap orang Afrika-Amerika selama era segregasi.
Vernon Hale, kepala polisi kota Galveston di negara bagian Texas, AS, mengeluarkan permintaan maaf setelah kejadian itu, tetapi pernyataannya mengundang lebih banyak kritik karena argumennya "lemah".
Hale mengatakan lelaki kulit hitam di foto itu, Donald Neely, yang ditangkap pada hari Sabtu karena masuk tanpa izin, seharusnya dibawa ke kantor dengan mobil polisi, bukan dengan petugas yang menggunakan kuda.
Neely kemudian dikawal dengan berjalan kaki, diikat oleh seutas tali dan diapit oleh dua polisi.
"Meskipun ini adalah teknik yang terlatih dan praktik terbaik dalam beberapa skenario, saya percaya petugas kami menunjukkan penilaian yang buruk dalam hal ini," kata Hale, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Senin di Facebook.
"Pertama dan terutama saya harus minta maaf kepada Neely atas rasa malu yang tidak perlu ini," kata Hale, menambahkan bahwa kebijakan telah diubah sehingga teknik itu tidak lagi digunakan.
Neely bebas dalam ikatan. Dia tidak memiliki nomor telepon yang terdaftar dan tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Hale mengatakan kepada The Galveston County Daily News bahwa dia secara teratur berbicara kepada para perwiranya tentang bagaimana tindakan mereka mempengaruhi persepsi orang tentang departemen kepolisian.
"Anda harus mewaspadai gambar yang kami gambarkan," katanya. "Kita membicarakannya ketika kita berbicara tentang penggunaan kekuatan, ketika kita berbicara tentang pengejaran kendaraan. Sejujurnya, aku tidak akan pernah memimpikannya dalam konteks petugas yang berlaku seperti itu."
Namun pernyataan Hale memicu frustrasi, dengan beberapa kelompok aktivis mengatakan tanggapannya "lemah" dan "tidak memadai".
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Clayborne Carson dari Universitas Stanford mengatakan insiden itu "bukan hanya masalah pelatihan" para petugas polisi.
"Siapa pun yang memiliki sedikit kesadaran tentang sejarah Amerika akan memahami implikasi melihat seorang pria kulit hitam diarak dengan cara itu. Itu beresonansi dengan aspek terburuk dari rasisme, kembali ke perbudakan," kata Carson.
Yang lain menyerukan agar para perwira dihukum atau dipecat karena "mempermalukan" Neely dengan cara yang mengingatkan -lapangan publik.[aljz/fq/voa-islam.com]