View Full Version
Rabu, 14 Aug 2019

Pertempuran Kembali Berkecamuk di Ibukota Libya Setelah Gencatan Idul Adha Berakhir

TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Pertempuran di sekitar Tripoli antara milisi pemberontak jendral Libya Khalifa Haftar dan pasukan pemerintah kembali beranjut pada hari Selasa (13/8/2019), menandai berakhirnya gencatan senjata dua hari yang diberlakukan untuk perayaan Idul Adha.

Para pejabat Libya, Selasa, mengatakan bahwa Tentara Nasional Libya gadungan (LNA)  yang dipimpin oleh komandan Haftar melakukan serangan udara semalam di pinggiran selatan ibukota Libya.

Pasukan yang bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung PBB di Tripoli juga menembaki milisi Haftar di daerah itu, tambah para pejabat itu.

Pada hari Sabtu, kedua belah pihak telah menerima gencatan senjata yang diusulkan PBB selama Idul Adha, yang dimulai hari Ahad.

Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.

Pasukan Haftar melancarkan serangan pada bulan April untuk merebut Tripoli. Pertempuran itu telah menewaskan lebih dari 1.100 orang, sebagian besar petempur, dan menelantarkan lebih dari 100.000 warga sipil.

Garis pertempuran telah berubah sedikit selama beberapa pekan terakhir.

Gencatan senjata bukan tanpa pertengkaran. Tembakan roket menghantam satu-satunya bandara Tripoli yang berfungsi pada hari Ahad, melanggar gencatan senjata sementara.

Ahad malam sebuah pernyataan bersama dari Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Prancis, Italia dan Inggris menyambut gencatan senjata PBB untuk liburan Muslim dan mengatakan mereka "siap membantu misi PBB dalam memantau ketaatan gencatan senjata dan mengatasi masalah apa pun berusaha untuk memecahkannya ".

Namun GNA menyalahkan pasukan Haftar atas serangan terhadap bandara itu, dan atas dugaan serangan terpisah di distrik Tripoli Soug al-Jomaa.

"Milisi Haftar telah melanggar gencatan senjata dua kali," kata juru bicara GNA, Mustafa al-Mejii kepada AFP.

"Pertama kali menargetkan sebuah rumah di Soug al-Jomaa, melukai tiga warga sipil, dan yang kedua menghantam bandara Mitiga," tambahnya.

Saluran TV Libya juga melaporkan pertukaran tembakan di sekitar jalan ke bandara internasional yang ditutup pada hari Ahad.

Gencatan senjata terjadi setelah utusan PBB Ghassan Salame sudah beberapa kali meminta gencatan senjata kemanusiaan, tanpa hasil.

Pernyataan bersama dari lima negara mendesak para pihak untuk menggunakan gencatan senjata untuk "membuka jalan bagi gencatan senjata yang berkelanjutan dan kembali ke dialog yang konstruktif dan inklusif" menuju "solusi politik yang langgeng."

Libya terperosok dalam kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan dan membunuh diktator Muammar Khadafi pada 2011. (st/TNA)


latestnews

View Full Version