View Full Version
Kamis, 15 Aug 2019

Keindahan dan Terbatasnya Hak Bicara di Kashmir

JAKARTA (voa-islam.com)- Tragedi Kashmir berawal dihilangkannya hak istimewa daerah tersebut oleh pemerintahan India. Yakni dengan menghapus Pasal 370 sehingga ada bahasa “diinzinkannya" warga India menguasai bidang tertentu seperti properti.

“Kashmir itu kawasan yang indah dan strategis. Kawasan indah di Asia Selatan. Kaya akan air, padi, dan lainnya. Ada hasrat untuk terintegrasi dengan mereka (India),” kata Pakar Asia Selatan, Agung Nurwijoyo, Rabu (14/8/2019), di Jakarta.

Hal itu juga dikuatkan oleh Anindya Ayu Putrika Kirana dari Yout for Peace Union yang menyatakan bahwa daerah Kashmir mengandalkan tourism di bidang penguatan ekonominya.

Anak mudanya sih tidak terlalu memikirkan ke negara mana akan bergabung. Bebas. Dalam artian bisa kemerdekaan dan atau bergabung ke India atau Pakistan,” kata dia.

Namun di saat dicabutnya Pasal tersebut, anak-anak muda yang tadinya hanya belasan saja yang peduli dengan perpolitikan seketika melonjak menjadi ratusan orang.

“Ditambah lagi akibat kematian Burhan Wani’s di tahun 2016, yang kemudian viral di FB. Ini yang menginspirasi meningkatnya militan pemuda,” tambahnya.

Padahal, lanjut dia, pendidikan anak-anak muda Kashmir cukup baik. Tetapi, karena dihilangkannya pasal tersebut, mereka pun akhirnya mejadi militan (dalam artian positif).

“Sebabnya ada dugaan tak bebasnya berbicara. Tak bisa mengemukakan pendapat,” katanya lagi.

Menurut Agung, penyelesaian konflik Kashmir tak bisa mengandalkan referendum seperti puluhan tahun lalu, yang di mana dahulu diyakini akan membawa dampak perdamaian.

“Persoalan Kashmir harus dengan bilateral. Dua negara, antara India dan Pakistan.

Peran Indonesia pun menuurt dia penting terhadap konflik Kashmir ini. Indonesia diharapakan dapat menjadi penengah di antara keduanya karena negara-negara tersebut adalah rekan strategis kita.

(Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version