View Full Version
Jum'at, 23 Aug 2019

Afrika Selatan Larang Pengibaran Bendera Apartheid

JOHANNESBURG (voa-islam.com) - Sebuah pengadilan di Afrika Selatan memutuskan untuk melarang sebagian pajangan atau mengibarkan bendera terkait era apartheid lama. Pengadilan mengatakan bahwa itu sama dengan "pidato kebencian dan pelecehan" di negara yang menyaksikan puluhan tahun diskriminasi rasial.

"Penampilan serampangan dari bendera apartheid lama secara virtual mengkomunikasikan pesan kepercayaan atau dukungan rasisme, supremasi kulit putih, dan penaklukan penduduk kulit hitam," kata Hakim Phineas Mojapelo dalam keputusannya Rabu malam di pengadilan kesetaraan Johannesburg.

Nelson Mandela Foundation dan Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan mengajukan pengaduan ke pengadilan kesetaraan setelah sekelompok pengunjuk rasa kulit putih mengibarkan bendera apartheid saat memprotes dugaan pembunuhan terhadap petani kulit putih pada tahun 2017.

Namun, AfriForum, kelompok lobi yang sebagian besar mewakili warga kulit putih Afrika Selatan, menantang para pengadu di pengadilan dengan mengatakan tindakan mereka akan mengancam kebebasan berbicara. Dalam putusannya, Hakim Mojapelo mengatakan bahwa bendera dipandang sebagai sisa apartheid yang konstan. Mojapelo mengatakan sekarang hanya bisa ditampilkan untuk tujuan bersejarah di museum, atau untuk tujuan akademik, jurnalistik atau artistik. Dia juga mengatakan berlanjutnya penampilan bendera di publik oleh orang-orang itu sangat menyakitkan.

Nelson Mandela Foundation memberikan kesaksian bahwa bendera lama tidak mewakili apa pun selain sistem segregasi dan penaklukan ras yang tidak manusiawi yang memerintah Afrika Selatan sebelum 27 April 1994 ketika kekuasaan minoritas kulit putih berakhir.

Mereka yang terus menampilkan bendera apartheid menghadapi denda besar atau akan dikenai layanan masyarakat tetapi tidak akan dikirim ke penjara. Bendera apartheid yang terbuat dari warna oranye, putih dan biru diadopsi oleh pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika Selatan pada tahun 1928. Bendera tersebut mewakili sejumlah koloni termasuk bendera Pangeran Belanda, British Union Jack dan beberapa lainnya, yang mengingatkan pahitnya negara itu di masa lalu kolonial.

"Kami adalah negara pelangi. Saya tidak melihat mengapa beberapa orang terus menampilkan bendera apartheid yang mengingatkan kita tentang masa lalu kita. Yang kita butuhkan adalah bergerak maju sebagai negara yang bersatu," ungkap Malume Mike yang berusia 57 tahun, seorang sopir taksi di Johannesburg pada hari Kamis kemarin.[anadolu/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version