View Full Version
Ahad, 25 Aug 2019

Lebih 2/3 Pengungsi Suriah di Kamp Rukhban Menolak Kembali ke Daerah yang Dikuasai Rezim

RUKHBAN, SURIAH (voa-islam.com) - Lebih dari dua pertiga pengungsi kamp Rukban menolak untuk kembali ke daerah yang dikuasai rezim Assad sebagaimana survei yang dilakukan pekan ini oleh delegasi PBB dan Bulan Sabit Merah Suriah, kata para aktivis.

Delegasi PBB telah menghitung 2.749 keluarga selama misi lima hari di kamp sepi di sepanjang perbatasan Suriah-Yordania

Wartawan Khaled Al-Ali mengatakan 20% pengungsi ingin pergi, sementara sisanya menolak untuk pergi ke daerah yang dikontrol rezim.

Keluarga-keluarga itu dijanjikan akan menerima konvoi bantuan kemanusiaan akhir bulan ini, bagi mereka yang ingin tinggal.

Kamp Rukban, yang terletak di sepanjang tanggul demiliterisasi antara Yordania dan Suriah, adalah daerah terpencil yang benar-benar kering yang dihuni oleh 45.000 pengungsi Suriah sejak 2014.

Sejak Januari, kumpulan populasi kamp terus bergerak ke daerah-daerah yang dikendalikan oleh rezim.

Ahmed Darbas al-Khaledi, kepala dewan lokal di kamp Rukban, mengecilkan pentingnya kunjungan tersebut. Dia mengatakan bahwa sekitar 25% dari populasi menolak untuk mengambil bagian dalam kuesioner karena kurangnya kepercayaan pada motif kunjungan.

Kelaparan dan penyebaran penyakit mendorong sebagian kecil dari mereka yang tersisa di kamp untuk memilih pergi ke daerah-daerah di bawah kendali rezim.

Adapun sisanya, mereka menuntut delegasi baik rute yang aman ke utara Suriah, atau untuk memberikan bantuan berkala ke daerah tersebut.

Menurut al-Khaledi, mereka yang menolak untuk pergi tidak menerima tanggapan atas permintaan mereka dari delegasi PBB. Ini menyiratkan bahwa tujuan utama kunjungan itu adalah untuk mengidentifikasi nama-nama mereka yang ingin pergi ke daerah-daerah rezim, dengan dorongan Rusia, untuk membongkar kamp dan memaksa Amerika Serikat untuk mundur dari daerah tersebut.

Yordania telah sepenuhnya menutup perbatasannya dengan kamp Rukban sejak 2016, menyatakan daerah itu sebagai "zona militer," sementara Rusia menyerukan agar kamp tersebut ditutup.

Perang delapan tahun di Suriah telah menewaskan 560.000 orang dan mengusir setengah populasi sebelum perang 22 juta dari rumah mereka, termasuk lebih dari 6 juta sebagai pengungsi ke negara-negara tetangga. (st/ZW)


latestnews

View Full Version