SRINAGAR (voa-islam.com) - Seorang pemimpin perlawanan Kashmir berusia 92 tahun, mendesak masyarakat Jammu dan Kashmir untuk terus menentang pemerintahan India, setelah India secara sepihak membatalkan status khusus kawasan itu awal bulan ini.
Dalam program lima poin yang dikeluarkan Sabtu malam lalu - yang pertama sejak gerakan pimpinan Syed Ali Geelani mendesak Kashmir untuk mengorganisir aksi protes dan demonstrasi damai di daerah tempat tinggal mereka.
Geelani, yang mengepalai All Parties Hurriyat Conference - sebuah campuran partai-partai pro-kebebasan yang berbasis di Kashmir yang bekerja untuk hak penentuan nasib sendiri rakyat Kashmir - mengatakan: "Jika angkatan bersenjata India masih menyerang pertemuan kami, seluruh tanggung jawab untuk kemungkinan hilangnya nyawa dan harta benda akan menimpa mereka, dan dunia akan tetap menyaksikan perbuatan mereka."
Dia meminta mereka yang bekerja untuk pejabat pemerintah dan kepolisian agar menyadari bahwa bahkan ketika mereka bergandengan tangan dalam penindasan rakyat mereka sendiri, Negara India tidak akan mempercayai mereka."
"Pasukan polisi Jammu dan Kashmir dilucuti dan seluruh komando diberikan kepada Angkatan Darat India dan paramiliter," kata Geelani. "Bahkan jika penghinaan seperti itu tidak membangunkan mereka untuk berdiri dan memprotes, mungkin tidak akan ada, dan kemudian mereka harus meratapi kesadaran dan iman mereka, dan menunggu nasib mereka yang sama sekali tidak relevan seperti politisi pro-India di Kashmir."
Dia juga meminta warga Kashmir yang tinggal di luar India untuk berpartisipasi dalam perjuangan perlawanan dengan bertindak sebagai duta besar orang-orang Kashmir di seluruh dunia.
“Mereka harus menggunakan pengetahuan mereka tentang sejarah Kashmir dan pengalaman hidup mereka sendiri untuk menyoroti penindasan dan kebrutalan Negara India. Mereka juga harus terhubung dengan bangsa-bangsa lain yang terpinggirkan dan berjuang di bagian lain dunia dan membentuk solidaritas perlawanan, ” katanya.
Geelani, yang sedang dalam tahanan rumah, mengajukan banding ke Pakistan dan komunitas umat Islam, dengan mengatakan mereka "harus maju pada saat yang genting ini untuk membantu orang-orang yang dikepung di Kashmir."
"Pakistan adalah pihak penting dalam perselisihan Kashmir dan inilah saatnya untuk persatuan dan aksi. Hari ini, jika Anda sekali lagi terlibat dalam apa yang disebut pragmatisme dan gagal bertindak tegas, maka tidak ada sejarah yang akan memaafkan Anda maupun generasi mendatang."
"Anda harus terus meningkatkan inisiatif politik dan diplomatik Anda ke tingkat tertinggi dan menanggapi tipu daya pendudukan India dengan kekuatan dan tekad penuh," pungkas Geelani.[aljz/fq/voa-islam.com]