View Full Version
Sabtu, 31 Aug 2019

Taliban Bentrok dengan Pasukan Afghanistan di Kota Utara

KABUL (voa-islam.com) - Taliban di Afghanistan telah menyerbu pusat kota strategis utama di utara negara itu, mendorong pasukan khusus untuk terlibat, seorang pejabat dikonfirmasi pada hari Sabtu ini.

Menurut sumber dan saksi mata resmi, para pejuang Taliban memulai serangan mereka di kota Kunduz dari empat arah pada Sabtu pagi, yang menyebabkan kepanikan di antara penduduk setempat.

Feroz Bashari, juru bicara pemerintah, mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa setidaknya 26 pejuang Taliban tewas dalam serangan udara pertama di Zakhail, Kunduz. Dia menuduh Taliban menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

"Taliban berada di bawah tekanan ekstrem di provinsi-provinsi Badakhshan, Takhar dan Baghlan," tambahnya. “Mereka telah meluncurkan serangan di Kunduz semalam mencoba untuk mengalihkan perhatian media. Kami memiliki cukup pasukan di Kunduz untuk mengusir serangan Taliban dan memberikan perlindungan kepada warga sipil."

Sarwar Hussaini, seorang pejabat senior kepolisian di provinsi itu, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa serangan itu dimulai sekitar pukul 2.00 pagi hari ini dan pertempuran berlanjut.

Zabihullah Mujahid, seorang juru bicara Taliban, menyangkal mereka menggunakan warga sipil sebagai perisai, dan mengklaim setidaknya 10 pasukan keamanan tewas dan banyak lagi yang ditangkap dalam bentrokan yang sedang berlangsung.[anadolu/fq/voa-islam.com]

Kunduz, yang dulu merupakan pusat Taliban di utara, sempat jatuh dua kali ke kelompok itu pada 2015 dan 2016. Kota ini menghubungkan banyak provinsi utara dengan ibukota Kabul.

Serangan itu terjadi saat perundingan penting kesembilan dari perundingan perdamaian yang belum diremajakan namun rapuh antara AS dan Taliban dijadwalkan dilanjutkan pada Sabtu di ibukota Qatar, Doha.

Afghanistan telah menyaksikan gelombang kekerasan menjelang pemilihan presiden bulan depan, yang ditentang oleh pemberontak Taliban.
Kirim masukan
Histori
Disimpan
Komunitas


latestnews

View Full Version