View Full Version
Jum'at, 06 Sep 2019

Pengawas AS: Anak-anak Migran yang Terpisah Menderita Trauma

WASHINGTON (voa-islam.com) - Anak-anak migran yang dipisahkan dari orang tua mereka di perbatasan AS-Meksiko oleh pemerintahan Trump mengalami peningkatan stres dan trauma pasca-trauma, sebuah laporan pengawas pemerintah mengatakan Rabu lalu.

Anak-anak yang terpisah menunjukkan lebih banyak rasa takut, perasaan ditinggalkan dan stres pasca-trauma daripada anak-anak yang tidak terpisah, menurut laporan oleh Kantor Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.

"Anak-anak mengalami perasaan cemas dan kehilangan yang meningkat sebagai akibat dari pemisahan tak terduga mereka dari orang tua setelah kedatangan mereka," kata laporan itu.

Ini adalah yang pertama dari studi sejenisnya untuk mengungkapkan bagaimana pemisahan keluarga di bawah kebijakan "toleransi nol" administrasi Trump telah berdampak pada kesehatan mental anak-anak.

Anak-anak yang percaya orang tua mereka meninggalkan mereka marah dan bingung. "Anak-anak lain mengungkapkan perasaan takut atau bersalah dan menjadi peduli akan kesejahteraan orang tua mereka," kata laporan itu.

Seorang direktur medis mengatakan gejala fisik yang dirasakan anak-anak yang terpisah adalah manifestasi dari rasa sakit psikologis mereka dan mereka membuat pernyataan seperti "dadaku sakit," "Setiap detak jantung sakit," atau "Aku tidak bisa merasakan hatiku."

Laporan ini mengandalkan diskusi dengan sekitar 100 dokter kesehatan mental yang melakukan interaksi rutin dengan anak-anak dan koordinator medis di 45 fasilitas selama Agustus dan September 2018.

Fasilitas ini dioperasikan oleh Office for Refugee Resettlement (ORR), sebuah divisi dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.[anadolu/fq/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version