WASHINGTON (voa-islam.com) - Rusia dan Cina memveto resolusi Dewan Keamanan PBB hari Kamis kemarin yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan agar segera terjadi di provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Proposal itu, yang diajukan oleh Kuwait, Jerman, dan Belgia, akan menuntut diakhirinya semua permusuhan di daerah kantong Suriah yang terakhir diadakan oposisi tanpa kecuali. Namun dikalahkan 12-2 di dewan 15-anggota sebagai Equitorial Guinea abstain.
Resolusi yang digagalkan itu menyerukan diakhirinya permusuhan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dari situasi kemanusiaan yang sudah bencana di gubernuran Idlib. Resolusi akan berlaku mulai 21 September di siang hari.
Pemungutan suara lanjutan atas rancangan resolusi Rusia dan Cina mengenai Idlib gagal mengumpulkan satu suara dalam dukungan selain yang dilakukan oleh para sponsornya. Di kesembilan negara memilih menentang langkah itu, dan empat abstain.
Itu akan memungkinkan operasi militer yang sedang berlangsung melawan "teroris" dan kelompok-kelompok lain yang dilarang oleh PBB.
"Tidak seperti draf yang lain," kata utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, sebelum pemungutan suara, teks kami dicirikan oleh pendekatan kemanusiaan yang eksklusif dan tidak mengandung bagian-bagian yang dipolitisasi."