TEL AVIV (voa-islam.com) - Partai-partai politik utama Israel mendukung mantan kepala militer Benny Gantz untuk menjadi perdana menteri, melanggar standar hampir 27 tahun untuk tidak mendukung seorang kandidat dengan harapan menyingkirkan pemimpin saat ini Benjamin Netanyahu.
Partai Gantz, Partai Biru dan Putih Gantz memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan 17 September dengan 33 dari 120 kursi di parlemen, sementara Netanyahu Likud di urutan kedua dengan 31 kursi. Sementara itu, koalisi Daftar Gabungan memenangkan 13 kursi, menjadikannya pengelompokan terbesar ketiga.
Enam puluh satu kursi diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
"Ini akan menjadi langkah paling signifikan untuk membantu menciptakan mayoritas yang dibutuhkan untuk mencegah naiknya Netanyahu. Dan itu harus menjadi akhir dari karir politiknya," Odeh menulis dalam sebuah wacana untuk surat kabar New York Times, dirilis pada hari Ahad kemarin ketika ia bertemu Presiden Israel, Reuven Rivlin di kediamannya di Yerusalem Barat.
Rivlin menghabiskan hari pertemuan dengan para pejabat dari partai-partai besar untuk memecahkan kebuntuan dan membentuk pemerintahan.
Baik Daftar Gabungan maupun Partai Biru Putih tidak mengindikasikan mereka berencana untuk bekerja sama jika Gantz membentuk pemerintahan koalisi.
Tetapi pengesahan itu adalah pesan yang jelas bahwa satu-satunya masa depan bagi negara ini adalah masa depan bersama, dan tidak ada masa depan bersama tanpa partisipasi penuh dan setara dari warga negara Arab-Palestina", tulis Odeh.
Ini adalah pertama kalinya partai-partai mayoritas Arab mendukung calon perdana menteri sejak 1992, ketika mereka mendukung Yitzhak Rabin, yang kemudian menandatangani Kesepakatan Oslo , perjanjian yang bertujuan untuk memenuhi hak penentuan nasib sendiri rakyat Palestina.[aljz/fq/voa-islam.com]