NEW YORK (voa-islam.com) - Badan PBB pada hari Senin kemarin memperingatkan bahwa kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia telah menempatkan 10 juta anak dalam risiko polusi udara.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh UNICEF mencatat bahwa anak-anak kecil sangat rentan terhadap polusi udara "karena mereka bernapas lebih cepat."
“Kualitas udara yang buruk adalah tantangan yang berat dan terus berkembang di Indonesia,” kata Debora Comini, perwakilan UNICEF di Indonesia.
"Setiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan mereka dan menyebabkan mereka bolos sekolah - mengakibatkan kerusakan fisik dan kognitif seumur hidup."
Badan PBB itu mengatakan hampir 2,4 juta anak balita tinggal di daerah yang paling terkena dampak kabut asap dan kebakaran hutan.
Pembakaran hutan di Indonesia sejak Juli 2019 telah membuat hidup sulit bagi penduduk setempat di beberapa daerah di negara ini karena kabut tebal terus menutupi langit.
Sejak awal September, matahari belum terlihat di langit yang biasanya biru di daerah yang terkena.
Pernyataan UNICEF memperingatkan bahwa polusi udara memengaruhi bayi bahkan sebelum mereka dilahirkan.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terpapar polusi tingkat tinggi selama kehamilan lebih mungkin mengalami penurunan pertumbuhan saat dalam kandungan, berat lahir rendah, dan dilahirkan prematur," tambahnya.
UNICEF mengatakan bahwa anak-anak di bawah usia lima tahun tidak sepenuhnya mengembangkan kekebalan mereka, yang membuat mereka rentan.[anadolu/fq/voa-islam.com]